BSI Catat Pertumbuhan Laba 21,6 Persen Berkat Pembiayaan Sehat
Tim Sindomakassar
Selasa, 29 Oktober 2024 - 19:32 WIB
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat kinerja yang solid dan berkelanjutan, dengan pertumbuhan laba 21,6% (yoy) pada Triwulan III 2024. Capaian ini menjadikan BSI sebagai salah satu bank dengan pertumbuhan laba lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan nasional. Hampir semua indikator kinerja keuangan lainnya, seperti aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga, juga mengalami pertumbuhan dua digit.
Per posisi hingga Triwulan III 2024, laba bersih BSI mencapai Rp5,11 triliun, meningkat dari Rp4,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang berkelanjutan ini merupakan hasil dari penerapan strategi bisnis yang tepat.
BSI tetap fokus pada pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan, terutama di segmen konsumer dan ritel, dengan komposisi 72,17%, serta mengutamakan pertumbuhan dana murah (CASA) yang kini mencapai 61,69% dari total DPK. Selain itu, BSI juga mengoptimalkan basis pelanggan yang telah mencapai 21 juta nasabah.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, bersyukur atas kinerja BSI yang terus tumbuh solid, sehat, dan berkelanjutan. "Kami tetap tumbuh dua digit sampai Triwulan III di tengah makro ekonomi yang cukup menantang dengan tingginya reference rate. Namun, BI mulai menurunkan suku bunga acuannya," kata dia.
Hery menambahkan BSI masih terus mengembangkan segmen bisnis yang potensial sambil menjaga kualitas dan meningkatkan layanan kepada nasabah, terutama dalam hal digitalisasi.
Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas, BSI berhasil menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 14,92%, mencapai Rp301,22 triliun per posisi Triwulan III 2024. Komposisi DPK didominasi oleh produk tabungan yang tumbuh 13,40% (yoy) menjadi Rp130,18 triliun, dengan rasio dana murah (CASA) di posisi 61,69%.
Kenaikan tabungan sejalan dengan peningkatan customer base yang sejak merger rata-rata bertambah 2,5 juta nasabah per tahun. Untuk meningkatkan layanan, BSI terus memperbaiki infrastruktur, termasuk mempersiapkan peluncuran SuperApps, menambah jumlah ATM dan EDC, serta memperluas layanan QRIS dan akses BSI Agen.
Per posisi hingga Triwulan III 2024, laba bersih BSI mencapai Rp5,11 triliun, meningkat dari Rp4,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba yang berkelanjutan ini merupakan hasil dari penerapan strategi bisnis yang tepat.
BSI tetap fokus pada pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan, terutama di segmen konsumer dan ritel, dengan komposisi 72,17%, serta mengutamakan pertumbuhan dana murah (CASA) yang kini mencapai 61,69% dari total DPK. Selain itu, BSI juga mengoptimalkan basis pelanggan yang telah mencapai 21 juta nasabah.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, bersyukur atas kinerja BSI yang terus tumbuh solid, sehat, dan berkelanjutan. "Kami tetap tumbuh dua digit sampai Triwulan III di tengah makro ekonomi yang cukup menantang dengan tingginya reference rate. Namun, BI mulai menurunkan suku bunga acuannya," kata dia.
Hery menambahkan BSI masih terus mengembangkan segmen bisnis yang potensial sambil menjaga kualitas dan meningkatkan layanan kepada nasabah, terutama dalam hal digitalisasi.
Di tengah ketatnya kompetisi likuiditas, BSI berhasil menumbuhkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 14,92%, mencapai Rp301,22 triliun per posisi Triwulan III 2024. Komposisi DPK didominasi oleh produk tabungan yang tumbuh 13,40% (yoy) menjadi Rp130,18 triliun, dengan rasio dana murah (CASA) di posisi 61,69%.
Kenaikan tabungan sejalan dengan peningkatan customer base yang sejak merger rata-rata bertambah 2,5 juta nasabah per tahun. Untuk meningkatkan layanan, BSI terus memperbaiki infrastruktur, termasuk mempersiapkan peluncuran SuperApps, menambah jumlah ATM dan EDC, serta memperluas layanan QRIS dan akses BSI Agen.