Plt Dirut BSI Sebut Emas Solusi Investasi di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Tim SINDOmakassar
Rabu, 16 April 2025 - 10:10 WIB
BSI menilai emas sebagai salah satu instrumen investasi paling aman saat ini, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Foto/Istimewa
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) menilai emas sebagai salah satu instrumen investasi paling aman saat ini, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Melalui layanan perbankan syariah BSI, masyarakat kini dapat bertransaksi logam mulia tanpa perlu mengantre.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Plt. Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, saat acara halal bi halal bersama jurnalis dari berbagai media di kantor pusat BSI, The Tower, Jakarta, Selasa (15/4/2025) kemarin.
Bob menambahkan, tren kenaikan harga emas juga mendukung daya tarik instrumen ini dalam jangka menengah dan panjang. Menurut proyeksi Goldman Sachs, harga emas diperkirakan bisa naik hingga US$3.200 per troy ounce, bahkan berpotensi mencapai US$4.500 per troy ounce pada akhir 2025.
“Kami sangat optimistis dengan potensi bisnis emas ke depan bagi pertumbuhan BSI dan tentu saja benefit untuk masyarakat. Dan insyaAllah dengan inovasi layanan bisnis emas dari BSI, masyarakat tidak perlu mengantri saat bertransaksi,” kata Bob menekankan.
Sejak ditetapkan sebagai bank emas oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025, BSI terus memperkuat infrastruktur dan mensosialisasikan layanan bisnis emasnya. Bob menyebut, hanya dalam waktu satu bulan, bisnis BSI Emas mengalami lonjakan yang signifikan, seiring tren harga yang positif dan kesiapan produk.
Menurut Bob, nasabah yang saat ini memiliki emas sudah mendapat keuntungan dari lonjakan harga. Ia pun merekomendasikan produk Cicil Emas dari BSI sebagai cara ideal untuk membeli emas secara bertahap.
“Awal 2024 harga emas masih sekitar Rp1 juta per gram dan saat ini sempat menyentuh Rp1,89 juta per gram. Mereka yang membeli emas lewat cicilan, sudah bisa menikmati kenaikan harga emasnya. Ibaratnya dengan cicil emas nasabah membeli emas pada masa depan dengan harga sekarang,” ujarnya.
Penilaian tersebut disampaikan oleh Plt. Direktur Utama BSI, Bob T. Ananta, saat acara halal bi halal bersama jurnalis dari berbagai media di kantor pusat BSI, The Tower, Jakarta, Selasa (15/4/2025) kemarin.
Bob menambahkan, tren kenaikan harga emas juga mendukung daya tarik instrumen ini dalam jangka menengah dan panjang. Menurut proyeksi Goldman Sachs, harga emas diperkirakan bisa naik hingga US$3.200 per troy ounce, bahkan berpotensi mencapai US$4.500 per troy ounce pada akhir 2025.
“Kami sangat optimistis dengan potensi bisnis emas ke depan bagi pertumbuhan BSI dan tentu saja benefit untuk masyarakat. Dan insyaAllah dengan inovasi layanan bisnis emas dari BSI, masyarakat tidak perlu mengantri saat bertransaksi,” kata Bob menekankan.
Sejak ditetapkan sebagai bank emas oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025, BSI terus memperkuat infrastruktur dan mensosialisasikan layanan bisnis emasnya. Bob menyebut, hanya dalam waktu satu bulan, bisnis BSI Emas mengalami lonjakan yang signifikan, seiring tren harga yang positif dan kesiapan produk.
Menurut Bob, nasabah yang saat ini memiliki emas sudah mendapat keuntungan dari lonjakan harga. Ia pun merekomendasikan produk Cicil Emas dari BSI sebagai cara ideal untuk membeli emas secara bertahap.
“Awal 2024 harga emas masih sekitar Rp1 juta per gram dan saat ini sempat menyentuh Rp1,89 juta per gram. Mereka yang membeli emas lewat cicilan, sudah bisa menikmati kenaikan harga emasnya. Ibaratnya dengan cicil emas nasabah membeli emas pada masa depan dengan harga sekarang,” ujarnya.