Indosat & UN Women Rilis Laporan SheHacks, Sukses Dorong Pemberdayaan Perempuan
Tri Yari Kurniawan
Selasa, 29 April 2025 - 06:48 WIB
Indosat bersama dengan UN Women merilis Impact Report: Empowering Women in Tech, sebuah laporan yang menggambarkan dampak dari inisiatif SheHacks. Foto/Istimewa
Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH), bersama dengan UN Women, merilis Impact Report: Empowering Women in Tech, sebuah laporan yang menggambarkan dampak dari inisiatif SheHacks.
Sebagai gerakan pemberdayaan perempuan yang dimulai lima tahun lalu, SheHacks telah mengadakan berbagai program untuk memberdayakan perempuan di bidang teknologi dan kewirausahaan. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengatasi kesenjangan pendanaan, akses pelatihan, dan keterbatasan jejaring pendukung yang sering kali dihadapi perempuan di sektor ini.
Dalam laporan tersebut, dikutip data dari International Finance Corporation (IFC) pada 2021 yang menyebutkan, 70% UMKM yang dimiliki perempuan di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengakses produk finansial.
Selain masalah akses pembiayaan, perempuan wirausaha juga menghadapi tantangan kultural dan sosial. Banyak di antaranya yang harus menjalani peran ganda sebagai pengusaha sekaligus pengelola rumah tangga, yang membatasi ruang gerak mereka dalam mengembangkan usaha dan menjalin jejaring profesional.
Laporan ini juga mencatat, perempuan wirausaha sering kali menghadapi tantangan lebih kompleks dibandingkan laki-laki dalam hal akses pasar, peluang investasi, dan dukungan ekosistem. Bias gender, ekspektasi sosial, serta terbatasnya akses terhadap komunitas bisnis memperburuk kesenjangan yang ada.
Keberhasilan program SheHacks juga terpotret bahwa dalam dua tahun terakhir, sebanyak 87,5% startup peserta SheHacks telah mempromosikan karyawan perempuan untuk menempati posisi kepemimpinan.
Selanjutnya, 25% dari 11 peserta yang disurvei, berhasil mendapatkan akses ke setidaknya lima pasar baru setelah mengikuti SheHacks. Dilaporkan pula bahwa 78,9% startup yang mengikuti SheHacks mampu menambah setidaknya sepuluh karyawan, 10,5% lainnya bahkan mampu menambah hingga 50 karyawan, dan startup lainnya mempekerjakan penyandang disabilitas.
Sebagai gerakan pemberdayaan perempuan yang dimulai lima tahun lalu, SheHacks telah mengadakan berbagai program untuk memberdayakan perempuan di bidang teknologi dan kewirausahaan. Tujuan utama dari program ini adalah untuk mengatasi kesenjangan pendanaan, akses pelatihan, dan keterbatasan jejaring pendukung yang sering kali dihadapi perempuan di sektor ini.
Dalam laporan tersebut, dikutip data dari International Finance Corporation (IFC) pada 2021 yang menyebutkan, 70% UMKM yang dimiliki perempuan di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengakses produk finansial.
Selain masalah akses pembiayaan, perempuan wirausaha juga menghadapi tantangan kultural dan sosial. Banyak di antaranya yang harus menjalani peran ganda sebagai pengusaha sekaligus pengelola rumah tangga, yang membatasi ruang gerak mereka dalam mengembangkan usaha dan menjalin jejaring profesional.
Laporan ini juga mencatat, perempuan wirausaha sering kali menghadapi tantangan lebih kompleks dibandingkan laki-laki dalam hal akses pasar, peluang investasi, dan dukungan ekosistem. Bias gender, ekspektasi sosial, serta terbatasnya akses terhadap komunitas bisnis memperburuk kesenjangan yang ada.
Keberhasilan program SheHacks juga terpotret bahwa dalam dua tahun terakhir, sebanyak 87,5% startup peserta SheHacks telah mempromosikan karyawan perempuan untuk menempati posisi kepemimpinan.
Selanjutnya, 25% dari 11 peserta yang disurvei, berhasil mendapatkan akses ke setidaknya lima pasar baru setelah mengikuti SheHacks. Dilaporkan pula bahwa 78,9% startup yang mengikuti SheHacks mampu menambah setidaknya sepuluh karyawan, 10,5% lainnya bahkan mampu menambah hingga 50 karyawan, dan startup lainnya mempekerjakan penyandang disabilitas.