Singapura Lirik Kolaborasi Energi Terbarukan dengan PT PAL
Tim SINDOmakassar
Jum'at, 16 Mei 2025 - 13:26 WIB
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, melakukan kunjungan ke kantor PT PAL Indonesia, belum lama ini. Foto/Dok PT PAL Indonesia
Singapura menyatakan ketertarikannya untuk menjalin kerja sama dengan PT PAL Indonesia dalam pembangunan dan pengembangan platform di sektor energi baru terbarukan (EBT) dan elektrifikasi maritim. Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, menegaskan bahwa EBT merupakan salah satu fokus utama Singapura dalam memperkuat hubungan ASEAN.
"Ekonomi masa depan adalah energi terbarukan," seraya menambahkan bahwa sektor ini dapat menjadi penghubung penting bagi kerja sama regional ASEAN yang lebih kuat dan berkelanjutan, ujarnya saat berkunjung ke PT PAL pada Kamis (15/05).
Untuk diketahui, Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) menargetkan impor hingga 6 GW listrik rendah karbon pada 2035, meningkat dari target awal sebesar 4 GW. Untuk mencapai target tersebut, Singapura kini aktif mencari mitra potensial di Kawasan Asia Tenggara.
Pada kesempatan ini, PT PAL menawarkan solusi berupa pengembangan Barge-Mounted Power Plant (BMPP) yang telah menjadi solusi inovatif kebutuhan pasokan listrik, untuk wilayah terpencil, serta platform offshore untuk energi terbarukan seperti arus laut.
Menanggapi hal ini, Direktur Pemasaran PT PAL Indonesia, Wiyono Komodjojo, menyambut baik ketertarikan Singapura. Menurutnya, minat tersebut sejalan dengan pengembangan bisnis perusahaan. PT PAL, yang selama ini dikenal sebagai manufaktur kapal, kini telah merambah ke sektor energi dengan menjadi pelopor solusi energi terapung.
"Kami melihat bidang ini sebagai titik temu potensial untuk kolaborasi strategis antara Indonesia dan Singapura," katanya.
Lebih lanjut, Wiyono menambahkan bahwa elektrifikasi maritim menjadi salah satu fokus strategis PT PAL ke depan. Selain membangun dan mengembangkan pembangkit listrik apung, Barge Mounted Power Plant, PT PAL juga tengah berkolaborasi dengan PLN dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut.
"Ekonomi masa depan adalah energi terbarukan," seraya menambahkan bahwa sektor ini dapat menjadi penghubung penting bagi kerja sama regional ASEAN yang lebih kuat dan berkelanjutan, ujarnya saat berkunjung ke PT PAL pada Kamis (15/05).
Untuk diketahui, Singapura melalui Energy Market Authority (EMA) menargetkan impor hingga 6 GW listrik rendah karbon pada 2035, meningkat dari target awal sebesar 4 GW. Untuk mencapai target tersebut, Singapura kini aktif mencari mitra potensial di Kawasan Asia Tenggara.
Pada kesempatan ini, PT PAL menawarkan solusi berupa pengembangan Barge-Mounted Power Plant (BMPP) yang telah menjadi solusi inovatif kebutuhan pasokan listrik, untuk wilayah terpencil, serta platform offshore untuk energi terbarukan seperti arus laut.
Menanggapi hal ini, Direktur Pemasaran PT PAL Indonesia, Wiyono Komodjojo, menyambut baik ketertarikan Singapura. Menurutnya, minat tersebut sejalan dengan pengembangan bisnis perusahaan. PT PAL, yang selama ini dikenal sebagai manufaktur kapal, kini telah merambah ke sektor energi dengan menjadi pelopor solusi energi terapung.
"Kami melihat bidang ini sebagai titik temu potensial untuk kolaborasi strategis antara Indonesia dan Singapura," katanya.
Lebih lanjut, Wiyono menambahkan bahwa elektrifikasi maritim menjadi salah satu fokus strategis PT PAL ke depan. Selain membangun dan mengembangkan pembangkit listrik apung, Barge Mounted Power Plant, PT PAL juga tengah berkolaborasi dengan PLN dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut.