Tata Kelola OJK Makin Kuat lewat SI-GRC Terintegrasi
Tri Yari Kurniawan
Senin, 28 Juli 2025 - 15:54 WIB
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat tata kelola organisasi dengan peluncuran Sistem Informasi Governance, Risk, and Compliance (SI-GRC). Foto/Dok OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memperkuat tata kelola organisasi melalui penguatan fungsi audit internal, manajemen risiko, pengendalian kualitas, serta penegakan integritas. Upaya ini diwujudkan dengan peluncuran Sistem Informasi Governance, Risk, and Compliance (SI-GRC) yang bertujuan mendukung tugas pengaturan dan pengawasan sektor jasa keuangan.
Peluncuran SI-GRC dilakukan dalam kegiatan Risk and Quality Officer (RQO) Forum 2025 yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta, Kamis. Forum tahun ini mengusung tema “Everything Everywhere All at Once: An Integrated Approach to GRC".
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam sambutannya menekankan pentingnya ketahanan industri jasa keuangan terhadap volatilitas ekonomi global. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan manajemen risiko yang cermat, termasuk manajemen risiko siber yang adaptif dengan dukungan investasi berkelanjutan pada infrastruktur dan sumber daya manusia.
“Implementasi Sistem Informasi Governance Risk and Compliance (SI-GRC) akan menjadi alat bantu penting dalam memastikan bahwa pengelolaan risiko dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi dari level Satuan Kerja hingga OJK secara keseluruhan," kata Mahendra.
Mahendra juga menyampaikan bahwa Forum RQO 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat peran strategis pimpinan satuan kerja dan RQO dalam tata kelola dan pengendalian internal, guna mendukung agenda utama OJK. Kualitas dan kapabilitas insan OJK, kemampuan berinovasi, serta efektivitas dalam tata kelola dan manajemen risiko menjadi fondasi utama bagi stabilitas dan pertumbuhan industri jasa keuangan ke depan.
Dalam penguatan implementasi SI-GRC, diperlukan peningkatan peran strategis serta kesadaran risiko (risk awareness) seluruh pimpinan satuan kerja sebagai lini pertama (first line), termasuk RQO di setiap unit.
Sementara itu, Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi seluruh unit kerja dalam pengembangan SI-GRC yang telah dimulai sejak sebelum 2019. Saat itu, sistem informasi masih berjalan terpisah antar unit kerja. Meningkatnya kebutuhan akan data yang efisien, cepat, dan akurat mendorong OJK mengembangkan SI-GRC sebagai platform terintegrasi untuk mendukung tata kelola organisasi.
Peluncuran SI-GRC dilakukan dalam kegiatan Risk and Quality Officer (RQO) Forum 2025 yang diselenggarakan secara hybrid di Jakarta, Kamis. Forum tahun ini mengusung tema “Everything Everywhere All at Once: An Integrated Approach to GRC".
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, dalam sambutannya menekankan pentingnya ketahanan industri jasa keuangan terhadap volatilitas ekonomi global. Hal ini dapat dicapai melalui peningkatan manajemen risiko yang cermat, termasuk manajemen risiko siber yang adaptif dengan dukungan investasi berkelanjutan pada infrastruktur dan sumber daya manusia.
“Implementasi Sistem Informasi Governance Risk and Compliance (SI-GRC) akan menjadi alat bantu penting dalam memastikan bahwa pengelolaan risiko dilakukan secara menyeluruh dan terintegrasi dari level Satuan Kerja hingga OJK secara keseluruhan," kata Mahendra.
Mahendra juga menyampaikan bahwa Forum RQO 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat peran strategis pimpinan satuan kerja dan RQO dalam tata kelola dan pengendalian internal, guna mendukung agenda utama OJK. Kualitas dan kapabilitas insan OJK, kemampuan berinovasi, serta efektivitas dalam tata kelola dan manajemen risiko menjadi fondasi utama bagi stabilitas dan pertumbuhan industri jasa keuangan ke depan.
Dalam penguatan implementasi SI-GRC, diperlukan peningkatan peran strategis serta kesadaran risiko (risk awareness) seluruh pimpinan satuan kerja sebagai lini pertama (first line), termasuk RQO di setiap unit.
Sementara itu, Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi seluruh unit kerja dalam pengembangan SI-GRC yang telah dimulai sejak sebelum 2019. Saat itu, sistem informasi masih berjalan terpisah antar unit kerja. Meningkatnya kebutuhan akan data yang efisien, cepat, dan akurat mendorong OJK mengembangkan SI-GRC sebagai platform terintegrasi untuk mendukung tata kelola organisasi.