OJK Gelar Edukasi Keuangan di Bone, Sasar Pelajar hingga Emak-emak
Tri Yari Kurniawan
Minggu, 10 Agustus 2025 - 17:07 WIB
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) menggelar kegiatan Edukasi Keuangan di Kabupaten Bone pada 8 hingga 9 Agustus 2025. Foto/IST
Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar) menggelar kegiatan Edukasi Keuangan di Kabupaten Bone pada 8 hingga 9 Agustus 2025. Acara ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan OJK untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat dan waspada terhadap aktivitas keuangan ilegal.
Pada hari pertama, Jumat (8/8), bertempat di Ballroom Sentosa, The Novena Bone, kegiatan ini diikuti oleh 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk ibu rumah tangga alias emak-emak, tenaga pengajar, mahasiswa, pemuda, dan komunitas setempat. OJK Sulselbar bekerja sama dengan Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, sebagai mitra strategis.
Acara dibuka oleh Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Sulselbar, Arif Machfoed, yang mengingatkan pentingnya pemahaman menyeluruh mengenai produk dan layanan jasa keuangan. “Masyarakat perlu memahami produk dan layanan keuangan agar dapat mengelola keuangan dengan bijak dan terhindar dari investasi atau pinjaman ilegal,” ujar Arif.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, dalam sambutannya menegaskan komitmen DPR RI untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan. “Masyarakat yang melek keuangan akan lebih mandiri secara ekonomi dan mampu melindungi diri dari praktik keuangan ilegal yang merugikan,” jelasnya.
Selain materi edukasi keuangan dan waspada terhadap aktivitas keuangan ilegal, peserta juga mendapatkan informasi penting mengenai pengecekan rutin informasi debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan saluran pengaduan resmi OJK.
OJK juga memperkenalkan rencana peraturan terkait akses pembiayaan UMKM yang saat ini masih dalam tahap perancangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Kabupaten Bone serta meminimalkan potensi kerugian akibat aktivitas keuangan ilegal.
Pada hari kedua, Sabtu (9/8), OJK Sulselbar memberikan edukasi kepada 150 siswa SMA Islam Athirah Bone. Kepala sekolah, Syamsul Bahri, dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi keuangan sejak dini.
Pada hari pertama, Jumat (8/8), bertempat di Ballroom Sentosa, The Novena Bone, kegiatan ini diikuti oleh 200 peserta dari berbagai kalangan, termasuk ibu rumah tangga alias emak-emak, tenaga pengajar, mahasiswa, pemuda, dan komunitas setempat. OJK Sulselbar bekerja sama dengan Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, sebagai mitra strategis.
Acara dibuka oleh Kepala Direktorat Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Sulselbar, Arif Machfoed, yang mengingatkan pentingnya pemahaman menyeluruh mengenai produk dan layanan jasa keuangan. “Masyarakat perlu memahami produk dan layanan keuangan agar dapat mengelola keuangan dengan bijak dan terhindar dari investasi atau pinjaman ilegal,” ujar Arif.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI, Andi Yuliani Paris, dalam sambutannya menegaskan komitmen DPR RI untuk mendukung literasi dan inklusi keuangan. “Masyarakat yang melek keuangan akan lebih mandiri secara ekonomi dan mampu melindungi diri dari praktik keuangan ilegal yang merugikan,” jelasnya.
Selain materi edukasi keuangan dan waspada terhadap aktivitas keuangan ilegal, peserta juga mendapatkan informasi penting mengenai pengecekan rutin informasi debitur melalui Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) dan saluran pengaduan resmi OJK.
OJK juga memperkenalkan rencana peraturan terkait akses pembiayaan UMKM yang saat ini masih dalam tahap perancangan. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Kabupaten Bone serta meminimalkan potensi kerugian akibat aktivitas keuangan ilegal.
Pada hari kedua, Sabtu (9/8), OJK Sulselbar memberikan edukasi kepada 150 siswa SMA Islam Athirah Bone. Kepala sekolah, Syamsul Bahri, dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi keuangan sejak dini.