Jadi Dosen Tamu Unhan, Wapresdir PT Vale Bahas Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Tri Yari Kurniawan
Selasa, 14 Februari 2023 - 09:38 WIB
Wakil Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Adriansyah Chaniago bersama Bupati Luwu Timur Budiman menjadi narasumber dalam Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) yang diadakan Universitas Pertahanan RI (Unhan), Rabu (8/02/2023) pekan lalu.
Kegiatan KKDN online tersebut adalah bagian dari proses pembelajaran untuk persiapan penelitian tesis Mahasiswa Prodi Magister Ketahanan Energi Unhan. Dalam kesempatan ini, Adriansyah dan Budiman didaulat menjadi dosen tamu, untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman terkait geliat program pengelolaan sumber daya energi yang selaras dengan isu ESG.
Baca Juga:PT Vale dan Unhas Jalin Kerja Sama Peningkatan SDM
Di hadapan mahasiswa dan dosen, Adriansyah memaparkan pengalaman PT Vale dalam menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan selama 54 tahun beroperasi di Luwu Timur. Ketahanan energi disebutnya bisa dibangun dengan praktik pertambangan berkelanjutan, seperti yang digaungkan PT Vale sejauh ini.
"Kita di PT Vale menyadari bahwa bumi tidak bisa lagi menunggu. Kita perlu ambil bagian untuk menekan laju peningkatan suhu. Dibutuhkan banyak mineral, termasuk nikel untuk mendukung transisi energi yang diusung Pemerintah Indonesia di 2060," ungkap Aad, panggilan Adriansyah, dalam keterangan pers yang diterima SINDO Makassar, Selasa (14/2/2023).
Dia memprediksi permintaan nikel sulfat untuk kebutuhan pengembangan kendaraan listrik di 2025 akan meningkat pesat. Di sisi lain, dibutuhkan investasi yang cukup besar. Sementara, Indonesia masuk dalam salah satu negara penghasil nikel terbesar dunia. Adriansyah menyebut, sekitar 22 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia dan sebagian besar ada di Pulau Sulawesi.
PT Vale, kata Adriansyah, akan memanfaatkan peluang tersebut lewat investasi proyek jangka panjang pengolahan nikel berkelanjutan di Blok Pemalaa, Site Morowali, dan Sorowako. Dia menerangkan, jika industri seperti PT Vale menempuh jalan panjang untuk sampai pada tahap menghasilkan produk ramah nikel.
Kegiatan KKDN online tersebut adalah bagian dari proses pembelajaran untuk persiapan penelitian tesis Mahasiswa Prodi Magister Ketahanan Energi Unhan. Dalam kesempatan ini, Adriansyah dan Budiman didaulat menjadi dosen tamu, untuk berbagi pengetahuan serta pengalaman terkait geliat program pengelolaan sumber daya energi yang selaras dengan isu ESG.
Baca Juga:PT Vale dan Unhas Jalin Kerja Sama Peningkatan SDM
Di hadapan mahasiswa dan dosen, Adriansyah memaparkan pengalaman PT Vale dalam menerapkan praktik pertambangan berkelanjutan selama 54 tahun beroperasi di Luwu Timur. Ketahanan energi disebutnya bisa dibangun dengan praktik pertambangan berkelanjutan, seperti yang digaungkan PT Vale sejauh ini.
"Kita di PT Vale menyadari bahwa bumi tidak bisa lagi menunggu. Kita perlu ambil bagian untuk menekan laju peningkatan suhu. Dibutuhkan banyak mineral, termasuk nikel untuk mendukung transisi energi yang diusung Pemerintah Indonesia di 2060," ungkap Aad, panggilan Adriansyah, dalam keterangan pers yang diterima SINDO Makassar, Selasa (14/2/2023).
Dia memprediksi permintaan nikel sulfat untuk kebutuhan pengembangan kendaraan listrik di 2025 akan meningkat pesat. Di sisi lain, dibutuhkan investasi yang cukup besar. Sementara, Indonesia masuk dalam salah satu negara penghasil nikel terbesar dunia. Adriansyah menyebut, sekitar 22 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia dan sebagian besar ada di Pulau Sulawesi.
PT Vale, kata Adriansyah, akan memanfaatkan peluang tersebut lewat investasi proyek jangka panjang pengolahan nikel berkelanjutan di Blok Pemalaa, Site Morowali, dan Sorowako. Dia menerangkan, jika industri seperti PT Vale menempuh jalan panjang untuk sampai pada tahap menghasilkan produk ramah nikel.