6 Rekomendasi BI Pacu Ekonomi Sulsel: Dorong Hilirisasi Pertanian hingga Investasi
Tri Yari Kurniawan
Selasa, 21 Mei 2024 - 19:04 WIB
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan (BI) memberikan enam rekomendasi bagi pemerintah setempat maupun stakeholder terkait upaya memacu pertumbuhan ekonomi. Mulai dari mendukung pengembangan hilirisasi di sektor pertanian hingga mendorong realisasi proyek investasi.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam Seminar Ekonomi 'Sulsel Talk' di Baruga Phinisi Kantor BI Sulsel, Selasa (21/5/2024). Kegiatan ini mengangkat tema Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Sulsel dan Upaya Menjaga Stabilitas Harga Pangan.
Selain Rizki, tampil sebagai pembicara yakni Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof Marsuki DEA, dan Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip. Seminar ekonomi ini juga dihadiri Pj Sekretaris Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad, perwakilan pemerintah kabupaten/kota, serta perwakilan negara sahabat yakni Australia dan Jepang.
Rizki menjabarkan ada enam rekomendasi yang disusun BI terkait upaya memacu perekonomian Sulsel. Rekomendasi itu tentunya dibuat merujuk pada kondisi daerah. Salah satu yang butuh perhatian dan penanganan khusus ialah sektor pertanian, yang selama ini memang menjadi penopang daerah.
Hanya saja, Rizki bilang kontribusi sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan negatif. Berdasarkan data pertumbuhan negatif sektor andalan Sulsel ini terjadi sejak Triwulan III 2023 hingga kini, dan semakin membesar. Masing-masing -0,1 persen, -0,46 persen dan -0,75 persen.
Kinerja sektor pertanian yang belum pulih itu dihadapkan dengan tantangan besar. Pertama, risiko terjadinya La Nina dan kedua, penyaluran pupuk subsidi yang belum tepat sasaran. Untuk itu, Rizki menyebut rekomendasi BI di sektor pertanian untuk memacu perekonomian cukup banyak. Ya, salah satunya mendorong pengembangan hilirisasi pertanian.
"Pengembangan sektor pertanian melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi, pengembangan hilirisasi, optimalisasi pembiayaan, penyediaan bibit, serta memastikan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi," kata dia.
Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda, dalam Seminar Ekonomi 'Sulsel Talk' di Baruga Phinisi Kantor BI Sulsel, Selasa (21/5/2024). Kegiatan ini mengangkat tema Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Sulsel dan Upaya Menjaga Stabilitas Harga Pangan.
Selain Rizki, tampil sebagai pembicara yakni Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Prof Marsuki DEA, dan Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Sunarsip. Seminar ekonomi ini juga dihadiri Pj Sekretaris Provinsi Sulsel Andi Muhammad Arsjad, perwakilan pemerintah kabupaten/kota, serta perwakilan negara sahabat yakni Australia dan Jepang.
Rizki menjabarkan ada enam rekomendasi yang disusun BI terkait upaya memacu perekonomian Sulsel. Rekomendasi itu tentunya dibuat merujuk pada kondisi daerah. Salah satu yang butuh perhatian dan penanganan khusus ialah sektor pertanian, yang selama ini memang menjadi penopang daerah.
Hanya saja, Rizki bilang kontribusi sektor pertanian menunjukkan pertumbuhan negatif. Berdasarkan data pertumbuhan negatif sektor andalan Sulsel ini terjadi sejak Triwulan III 2023 hingga kini, dan semakin membesar. Masing-masing -0,1 persen, -0,46 persen dan -0,75 persen.
Kinerja sektor pertanian yang belum pulih itu dihadapkan dengan tantangan besar. Pertama, risiko terjadinya La Nina dan kedua, penyaluran pupuk subsidi yang belum tepat sasaran. Untuk itu, Rizki menyebut rekomendasi BI di sektor pertanian untuk memacu perekonomian cukup banyak. Ya, salah satunya mendorong pengembangan hilirisasi pertanian.
"Pengembangan sektor pertanian melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur, pemanfaatan teknologi dan digitalisasi, pengembangan hilirisasi, optimalisasi pembiayaan, penyediaan bibit, serta memastikan kelancaran distribusi pupuk bersubsidi," kata dia.