Milad ke-50, IMMIM Siap Hadapi Transformasi Global Era Digital
Dewan Ghiyats Yan Galistan
Minggu, 30 November 2025 - 14:34 WIB
Suasana malam ramah tamah milad ke-50 IMMIM, di Gedung Islamic Center, Kota Makassar, Sabtu (29/11/2025) tadi malam. Foto: SINDO Makassar/Dewan Ghiyats Yan G
Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah (IMMIM) menggelar kegiatan malam ramah tamah milad ke-50 tahun, di Gedung Islamic Center, Jalan Jendral Hasanuddin, Kota Makassar, pada Sabtu (29/11/2025) malam.
Ketua Panitia, Prof Irfan Idris menyebutkan bahwa di usia ke-50 tahun, pesantren IMMIM telah mengukir berbagai prestasi, membangun keberagaman, merawat tradisi, serta berkomitmen untuk membangun kemajuan bangsa dan negara.
"Usia setengah dekade bukan perjalanan yang singkat, namun juga bukanlah dikatakan perjalanan panjang. Kami dari panitia mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Pesantren IMMIM juga dikenal sebagai kampus ekosistem, transformasi sistem pesantren menuju sistem digital yang aman, efisien, dan beretika," ujarnya dalam sambutan.
Sementara, Direktur Pesantren IMMIM Putra, Prof Muhammad Amri, menjelaskan rangkaian acara ini dirangkaikan dengan seminar bersama dan ditutup dengan salawat, serta zikir untuk Kota Makassar.
"Alumni kita ada sekitar 4 ribuan, yang mendaftar di acara ini kira-kira 1.700-an yang mendaftar. Saat ini kita menghadapi tantangan global, sehingga IMIMM kemudian dituntut untuk bisa menghadapi era globalisasi, sehingga kita mulai memperkenalkan program digitalisasi," jelasnya kepada wartawan tadi malam.
Ke depan, IMMIM menargetkan bisa menjadi salah satu percontohan pesantren yang ramah anak. Ia membeberkan bahwa IMIMM merupakan salah satu pesantren yang mendapatkan penghargaan dari UNICEF.
"IMMIM sebagai santri yang ramah anak dan itu kategori inovatif. Menyelaraskan dengan kurikulum yang dibentuk oleh Menteri Agama yang baru, dengan kurikulum cinta. Salah satunya ada ekoteologi. Pesantren itu kemudian merintis juga tentang ekopesantren atau ramah lingkungan," bebernya saat dikonfirmasi.
Ketua Panitia, Prof Irfan Idris menyebutkan bahwa di usia ke-50 tahun, pesantren IMMIM telah mengukir berbagai prestasi, membangun keberagaman, merawat tradisi, serta berkomitmen untuk membangun kemajuan bangsa dan negara.
"Usia setengah dekade bukan perjalanan yang singkat, namun juga bukanlah dikatakan perjalanan panjang. Kami dari panitia mendengarkan masukan dari berbagai pihak. Pesantren IMMIM juga dikenal sebagai kampus ekosistem, transformasi sistem pesantren menuju sistem digital yang aman, efisien, dan beretika," ujarnya dalam sambutan.
Sementara, Direktur Pesantren IMMIM Putra, Prof Muhammad Amri, menjelaskan rangkaian acara ini dirangkaikan dengan seminar bersama dan ditutup dengan salawat, serta zikir untuk Kota Makassar.
"Alumni kita ada sekitar 4 ribuan, yang mendaftar di acara ini kira-kira 1.700-an yang mendaftar. Saat ini kita menghadapi tantangan global, sehingga IMIMM kemudian dituntut untuk bisa menghadapi era globalisasi, sehingga kita mulai memperkenalkan program digitalisasi," jelasnya kepada wartawan tadi malam.
Ke depan, IMMIM menargetkan bisa menjadi salah satu percontohan pesantren yang ramah anak. Ia membeberkan bahwa IMIMM merupakan salah satu pesantren yang mendapatkan penghargaan dari UNICEF.
"IMMIM sebagai santri yang ramah anak dan itu kategori inovatif. Menyelaraskan dengan kurikulum yang dibentuk oleh Menteri Agama yang baru, dengan kurikulum cinta. Salah satunya ada ekoteologi. Pesantren itu kemudian merintis juga tentang ekopesantren atau ramah lingkungan," bebernya saat dikonfirmasi.