home makassar city

KGBN Hadirkan Kelas Pendidik pada TPN XI di Sekolah Islam Athirah

Minggu, 21 Juli 2024 - 17:51 WIB
KGBN menghadirkan kelas pendidik untuk berbagi praktik baik dalam Temu Pendidik Nusantara (TPN) XI yang merupakan kerjasama KGBN Kota Makassar dengan YGB. Foto/Istimewa
Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN) menghadirkan kelas pendidik untuk berbagi praktik baik dalam Temu Pendidik Nusantara (TPN) XI yang merupakan kerjasama KGBN Kota Makassar dengan Yayasan Guru Belajar (YGB).

Menampilkan pembicara-pembicara yang telah menyelesaikan misi guru dan misi karir guru di website resmi tpn.gurubelajar.org, acara ini mengusung berbagai sesi berbagi yang penuh dengan inovasi dan solusi praktis untuk dunia pendidikan yang dilaksanakan di Sekolah Islam Athirah pada 14 Juli 2024.

Kelas pendidik pertama dipandu oleh guru Arief Permana, dengan menghadirkan guru Taufiqurrahman dari SMP Muhammadiyah 11 Tello Baru. Ia membawakan judul praktik baik "Penerapan perilaku disiplin positif kepada siswa," yang membahas pentingnya kesepakatan kelas untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman.

Kemudian guru Muhammad Agus dari SD Negeri Pongtiku 1, dengan judul materi "Dari resah menjadi rindu,". Agus mengupas kolaborasi antara guru penjas, bahasa Indonesia, dan seni untuk membangun keakraban siswa.

Ada juga guru Ayu Rezky Pratiwi dari SMPN 8 Makassar yang menjelaskan tentang kesepakatan kelas untuk disiplin positif, yang melibatkan siswa dalam menjaga ketertiban kelas. Lalu guru Ida Wahyuni dari SMPN 1 Makassar dengan judul "Guru heboh: Trik nakal bikin siswa fokus 100%," yang menekankan penggunaan attention getter untuk menciptakan atmosfer kelas yang kondusif.

Guru Aan Kurniawan dari SMKN 2 Makassar menutup sesi dengan praktik baik berjudul "Mendisiplinkan dengan hati: Pendekatan baru di kelas," yang fokus pada identifikasi penyebab stres dan emosi untuk mendukung pertumbuhan lingkungan belajar.

Kelas pendidik kedua dipandu oleh guru Andi Mirnawari, menampilkan guru Indrayani dari Rumah Sekolah Cendekia Gowa dengan praktik baiknya "Perbedaan yang menyatukan," tentang berbagi pengalaman mengajar di kelas khusus.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya