FIKP Unhas dan China Kolaborasi Tingkatkan Upaya Konservasi Laut
Tri Yari Kurniawan
Kamis, 15 Agustus 2024 - 17:22 WIB
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) menjalin kolaborasi dengan pihak China untuk meningkatkan upaya konservasi laut.
Hal itu dibahas dalam acara National Ecological Day Event dengan tema 'Technical Cooperation and Exchange on Marine Ecological Pasture in the Coastal Areas of China and Indonesia' di Ruang Sidang Lantai 2 FIKP Unhas, Kamis (15/8/2024).
Wakil Rektor Unhas, Prof Adi Maulana, membuka acara tersebut dan menyampaikan bahwa Unhas merupakan kampus unggulan dalam bidang maritim. "Kerja sama ini memberikan dampak positif bagi kampus-kampus yang terlibat, khususnya Indonesia dan China," ujar Adi.
Adi Maulana mengharapkan proyek kerja sama tersebut dapat berjalan lancar dan semua program yang direncanakan dapat berhasil sesuai target. Muaranya, diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap konservasi laut.
Acara tersebut juga diisi dengan presentasi oleh Dr Syafyudin Yusuf yang membahas tentang konstruksi terumbu karang buatan. Syafyudin menjelaskan terumbu karang Indonesia saat ini menghadapi tekanan dari alam dan aktivitas manusia, seperti perikanan, wisata, dan polusi.
"Kerja sama ini sangat menguntungkan karena kita berada dalam segitiga karang dunia dengan biodiversitas yang sangat tinggi," ungkapnya.
Dalam konstruksi terumbu karang buatan, besi digunakan sebagai bahan utama. Besi tersebut akan dilapisi resin fiber dan pasir untuk mencegah korosi. Pasir ini akan menjadi tempat melekatnya koral, dan konstruksi tersebut akan diturunkan ke kedalaman 15 hingga 20 meter.
Hal itu dibahas dalam acara National Ecological Day Event dengan tema 'Technical Cooperation and Exchange on Marine Ecological Pasture in the Coastal Areas of China and Indonesia' di Ruang Sidang Lantai 2 FIKP Unhas, Kamis (15/8/2024).
Wakil Rektor Unhas, Prof Adi Maulana, membuka acara tersebut dan menyampaikan bahwa Unhas merupakan kampus unggulan dalam bidang maritim. "Kerja sama ini memberikan dampak positif bagi kampus-kampus yang terlibat, khususnya Indonesia dan China," ujar Adi.
Adi Maulana mengharapkan proyek kerja sama tersebut dapat berjalan lancar dan semua program yang direncanakan dapat berhasil sesuai target. Muaranya, diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap konservasi laut.
Acara tersebut juga diisi dengan presentasi oleh Dr Syafyudin Yusuf yang membahas tentang konstruksi terumbu karang buatan. Syafyudin menjelaskan terumbu karang Indonesia saat ini menghadapi tekanan dari alam dan aktivitas manusia, seperti perikanan, wisata, dan polusi.
"Kerja sama ini sangat menguntungkan karena kita berada dalam segitiga karang dunia dengan biodiversitas yang sangat tinggi," ungkapnya.
Dalam konstruksi terumbu karang buatan, besi digunakan sebagai bahan utama. Besi tersebut akan dilapisi resin fiber dan pasir untuk mencegah korosi. Pasir ini akan menjadi tempat melekatnya koral, dan konstruksi tersebut akan diturunkan ke kedalaman 15 hingga 20 meter.