Indonesia Raih Pendanaan Hijau EUR 1,2 Miliar untuk Sektor Kelistrikan di COP29
Tim Sindomakassar
Jum'at, 15 November 2024 - 13:54 WIB
Dalam ajang Conference of the Parties (COP) 29 di Baku, Azerbaijan, Rabu (13/11), Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia, Hashim Djojohadikusumo, berhasil menarik pendanaan hijau sebesar EUR 1,2 miliar dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW) untuk sektor kelistrikan Indonesia. Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur kelistrikan hijau guna mendukung swasembada energi nasional yang berkelanjutan.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) dan KfW untuk pengembangan proyek energi bersih. Termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan transmisi yang menghubungkan ke pembangkit hijau.
Hashim Djojohadikusumo menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Ia berharap kolaborasi global ini dapat mempercepat peralihan ke energi terbarukan dan mendukung swasembada energi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami telah memiliki strategi baru selama lima tahun ke depan dengan target pertumbuhan ekonomi minimal 8% secara berkelanjutan," tegas Hashim.
Ia juga menambahkan bahwa pengembangan energi bersih sangat penting untuk meningkatkan daya saing industri. Dalam 15 tahun mendatang, kapasitas pembangkit energi terbarukan Indonesia ditargetkan tumbuh 75% dari total penambahan kapasitas listrik sebesar 100 gigawatt (GW).
"Kami akan menjadi negara besar yang bertanggung jawab menjaga masa depan lingkungan. Kami sangat mengapresiasi kerja sama internasional yang telah terjalin sebagai bagian dari upaya bersama untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE)," jelasnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN mendukung penuh langkah pemerintah dalam transisi energi. PLN telah menjalankan berbagai kolaborasi dan inisiatif untuk menyukseskan proyek-proyek kelistrikan yang berkelanjutan.
Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara PT PLN (Persero) dan KfW untuk pengembangan proyek energi bersih. Termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Pumped Storage dan transmisi yang menghubungkan ke pembangkit hijau.
Hashim Djojohadikusumo menegaskan komitmen pemerintah Indonesia untuk mempercepat transisi energi. Ia berharap kolaborasi global ini dapat mempercepat peralihan ke energi terbarukan dan mendukung swasembada energi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami telah memiliki strategi baru selama lima tahun ke depan dengan target pertumbuhan ekonomi minimal 8% secara berkelanjutan," tegas Hashim.
Ia juga menambahkan bahwa pengembangan energi bersih sangat penting untuk meningkatkan daya saing industri. Dalam 15 tahun mendatang, kapasitas pembangkit energi terbarukan Indonesia ditargetkan tumbuh 75% dari total penambahan kapasitas listrik sebesar 100 gigawatt (GW).
"Kami akan menjadi negara besar yang bertanggung jawab menjaga masa depan lingkungan. Kami sangat mengapresiasi kerja sama internasional yang telah terjalin sebagai bagian dari upaya bersama untuk mencapai target Net Zero Emissions (NZE)," jelasnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa PLN mendukung penuh langkah pemerintah dalam transisi energi. PLN telah menjalankan berbagai kolaborasi dan inisiatif untuk menyukseskan proyek-proyek kelistrikan yang berkelanjutan.