PT Vale Gelar Pelatihan Penanganan Gigitan Ular untuk Tingkatkan Keselamatan Kerja
Tri Yari Kurniawan
Senin, 02 Desember 2024 - 23:31 WIB
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) menunjukkan komitmennya terhadap keselamatan kerja dengan menggelar Pelatihan Penanganan Gigitan Ular. Wilayah operasi PT Vale yang berdekatan dengan area hutan meningkatkan potensi risiko terkait hewan dan tumbuhan beracun, yang perlu diminimalisir.
Kesadaran akan risiko bekerja di alam terbuka mendorong PT Vale untuk mengambil langkah proaktif dengan mengedukasi karyawan dan tenaga medis di sekitar wilayah operasional melalui pelatihan keselamatan kerja.
Pelatihan ini diadakan secara bergiliran di tiga lokasi: Sorowako, Morowali, dan Pomalaa pada 19-22 November 2024, dengan 400 peserta yang berkesempatan belajar bersama Ahli Toksikologi Nasional, Tri Maharani.
Dalam pelatihan tersebut, Maharani berbagi wawasan dan keterampilan dalam menangani gigitan ular dan paparan racun. Ia mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kurangnya pemahaman masyarakat terkait pertolongan pertama yang benar dalam kasus gigitan ular berbisa.
“Di Indonesia, tantangan terbesar adalah kurangnya pengetahuan yang benar tentang pertolongan pertama. Meskipun informasi mudah diakses melalui internet, banyak informasi keliru yang justru bisa memperburuk keadaan,” ujarnya.
Maharani juga menekankan pentingnya pengetahuan tentang jenis ular berbisa, karena waktu adalah faktor krusial dalam menangani paparan racun. Dengan pemahaman yang baik, kita dapat menyelamatkan nyawa dalam waktu yang sangat singkat dan mencegah dampak yang lebih serius.
“Untuk mencegah gigitan ular, diperlukan pemahaman mengenai teknik evakuasi ular secara aman dan ramah lingkungan, sesuai dengan nilai PT Vale yang menghargai bumi,” tambahnya.
Kesadaran akan risiko bekerja di alam terbuka mendorong PT Vale untuk mengambil langkah proaktif dengan mengedukasi karyawan dan tenaga medis di sekitar wilayah operasional melalui pelatihan keselamatan kerja.
Pelatihan ini diadakan secara bergiliran di tiga lokasi: Sorowako, Morowali, dan Pomalaa pada 19-22 November 2024, dengan 400 peserta yang berkesempatan belajar bersama Ahli Toksikologi Nasional, Tri Maharani.
Dalam pelatihan tersebut, Maharani berbagi wawasan dan keterampilan dalam menangani gigitan ular dan paparan racun. Ia mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kurangnya pemahaman masyarakat terkait pertolongan pertama yang benar dalam kasus gigitan ular berbisa.
“Di Indonesia, tantangan terbesar adalah kurangnya pengetahuan yang benar tentang pertolongan pertama. Meskipun informasi mudah diakses melalui internet, banyak informasi keliru yang justru bisa memperburuk keadaan,” ujarnya.
Maharani juga menekankan pentingnya pengetahuan tentang jenis ular berbisa, karena waktu adalah faktor krusial dalam menangani paparan racun. Dengan pemahaman yang baik, kita dapat menyelamatkan nyawa dalam waktu yang sangat singkat dan mencegah dampak yang lebih serius.
“Untuk mencegah gigitan ular, diperlukan pemahaman mengenai teknik evakuasi ular secara aman dan ramah lingkungan, sesuai dengan nilai PT Vale yang menghargai bumi,” tambahnya.