TPN XII 2025: 18.000 Guru Indonesia Bangun Masa Depan Berkelanjutan
Tim SINDOmakassar
Selasa, 22 April 2025 - 20:16 WIB
TPN XII 2025 hadir dengan tema “Iklim Pendidikan & Pendidikan Iklim,” sebuah seruan untuk aksi nyata di ruang kelas demi masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan. Foto/Istimewa
Menghadapi ancaman krisis iklim dan masa depan generasi muda, belasan ribuan guru dari seluruh Indonesia kembali bersatu dalam gerakan pendidikan. Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII 2025 hadir dengan tema “Iklim Pendidikan & Pendidikan Iklim,” sebuah seruan untuk aksi nyata di ruang kelas demi masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Perubahan iklim dan tantangan zaman telah dirasakan langsung oleh para pendidik. TPN XII menegaskan bahwa pendidikan tidak bisa tinggal diam, tetapi harus menjadi bagian dari solusi.
“Di TPN, kami menggabungkan dua konsep yang tampaknya terpisah, padahal sangat erat hubungannya. Pendidikan iklim memengaruhi iklim pendidikan, dan sebaliknya,” jelas Najelaa Shihab, pendiri Guru Belajar Foundation, dalam pembukaan TPN XII pada Desember lalu.
Ia menambahkan bahwa pendidikan iklim relevan bagi semua orang, tanpa memandang lokasi atau jenjang pendidikan. “Misalnya soal sampah. Ini bukan hanya isu lingkungan, tapi juga soal kedisiplinan dan kualitas lingkungan belajar. Bayangkan jika ruang belajar dipenuhi sampah—ini mencerminkan iklim pendidikan kita," kata dia.
Memasuki tahun ke-12, TPN akan berlangsung sepanjang 2025 di berbagai kabupaten dan kota Indonesia. Pendidik dan komunitas pendidikan di daerah akan menjadi penggerak, menyelenggarakan kelas berbagi, diskusi terbuka, dan aksi nyata di sekolah serta lingkungan masing-masing.
“TPN bukan sekadar konferensi tahunan, tetapi tempat lahirnya harapan baru bagi pendidikan Indonesia. Kami melihat bagaimana guru-guru mengambil peran penting dalam perubahan sosial,” kata Bukik Setiawan, Ketua Guru Belajar Foundation.
Semangat akar rumput menjadi fokus panitia tahun ini. “Kami memperluas lokasi dan dampak TPN. Dari kelas di desa hingga ruang guru di kota besar, semuanya punya cerita dan kekuatan untuk bergerak bersama,” ujar Azis Hafidhurrahman, Ketua Panitia TPN XII.
Perubahan iklim dan tantangan zaman telah dirasakan langsung oleh para pendidik. TPN XII menegaskan bahwa pendidikan tidak bisa tinggal diam, tetapi harus menjadi bagian dari solusi.
“Di TPN, kami menggabungkan dua konsep yang tampaknya terpisah, padahal sangat erat hubungannya. Pendidikan iklim memengaruhi iklim pendidikan, dan sebaliknya,” jelas Najelaa Shihab, pendiri Guru Belajar Foundation, dalam pembukaan TPN XII pada Desember lalu.
Ia menambahkan bahwa pendidikan iklim relevan bagi semua orang, tanpa memandang lokasi atau jenjang pendidikan. “Misalnya soal sampah. Ini bukan hanya isu lingkungan, tapi juga soal kedisiplinan dan kualitas lingkungan belajar. Bayangkan jika ruang belajar dipenuhi sampah—ini mencerminkan iklim pendidikan kita," kata dia.
Memasuki tahun ke-12, TPN akan berlangsung sepanjang 2025 di berbagai kabupaten dan kota Indonesia. Pendidik dan komunitas pendidikan di daerah akan menjadi penggerak, menyelenggarakan kelas berbagi, diskusi terbuka, dan aksi nyata di sekolah serta lingkungan masing-masing.
“TPN bukan sekadar konferensi tahunan, tetapi tempat lahirnya harapan baru bagi pendidikan Indonesia. Kami melihat bagaimana guru-guru mengambil peran penting dalam perubahan sosial,” kata Bukik Setiawan, Ketua Guru Belajar Foundation.
Semangat akar rumput menjadi fokus panitia tahun ini. “Kami memperluas lokasi dan dampak TPN. Dari kelas di desa hingga ruang guru di kota besar, semuanya punya cerita dan kekuatan untuk bergerak bersama,” ujar Azis Hafidhurrahman, Ketua Panitia TPN XII.