Pertamina AFT Hasanuddin Ubah Limbah MBG Jadi Pakan Ternak
Tri Yari Kurniawan
Senin, 21 Juli 2025 - 18:44 WIB
PT Pertamina Patra Niaga melalui AFT Hasanuddin mencatatkan tonggak sejarah sebagai perusahaan pertama di Sulawesi yang mengoptimalkan pengelolaan limbah dari Program MBG. Foto/IST
PT Pertamina Patra Niaga melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Hasanuddin mencatatkan tonggak sejarah sebagai perusahaan pertama di Sulawesi yang mengoptimalkan pengelolaan limbah dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
Langkah strategis ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara AFT Hasanuddin dan Badan Gizi Nasional, yang berlangsung di ruang rapat AFT Hasanuddin pada Jumat (18/7) pekan lalu.
Acara tersebut dihadiri oleh Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin Andreas Yanuar Arinawan, Direktur Wilayah III Badan Gizi Nasional Enny Indarty, Ketua Kelompok Ternak Laleng Kassie Maryama, serta jajaran manajemen dan karyawan Pertamina.
Program ini bertujuan untuk mengelola limbah organik dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang selama ini berpotensi mencemari lingkungan. Limbah makanan tersebut akan dikumpulkan dan diolah oleh Kelompok Ternak Laleng Kassie menjadi pakan alternatif untuk bebek petelur. Kegiatan ini menjadi bagian dari program CSR AFT Hasanuddin.
“Kerja sama ini adalah wujud nyata dukungan Pertamina terhadap program strategis nasional. Kami mengintegrasikan TJSL berbasis lingkungan dengan model pemberdayaan masyarakat yang memperkuat ketahanan pangan,” ujar Andreas Yanuar Arinawan.
Kegiatan penandatanganan diawali dengan diskusi teknis mengenai skema kerja sama, tata kelola pengangkutan dan distribusi limbah, serta strategi penyerapan hasil peternakan oleh Badan Gizi Nasional. Diskusi juga menyoroti pentingnya peran aktif masyarakat dalam membangun ekonomi sirkular.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah III Badan Gizi Nasional, Enny Indarty, menekankan perlunya sinergi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan program ini.
Langkah strategis ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara AFT Hasanuddin dan Badan Gizi Nasional, yang berlangsung di ruang rapat AFT Hasanuddin pada Jumat (18/7) pekan lalu.
Acara tersebut dihadiri oleh Aviation Fuel Terminal Manager Hasanuddin Andreas Yanuar Arinawan, Direktur Wilayah III Badan Gizi Nasional Enny Indarty, Ketua Kelompok Ternak Laleng Kassie Maryama, serta jajaran manajemen dan karyawan Pertamina.
Program ini bertujuan untuk mengelola limbah organik dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang selama ini berpotensi mencemari lingkungan. Limbah makanan tersebut akan dikumpulkan dan diolah oleh Kelompok Ternak Laleng Kassie menjadi pakan alternatif untuk bebek petelur. Kegiatan ini menjadi bagian dari program CSR AFT Hasanuddin.
“Kerja sama ini adalah wujud nyata dukungan Pertamina terhadap program strategis nasional. Kami mengintegrasikan TJSL berbasis lingkungan dengan model pemberdayaan masyarakat yang memperkuat ketahanan pangan,” ujar Andreas Yanuar Arinawan.
Kegiatan penandatanganan diawali dengan diskusi teknis mengenai skema kerja sama, tata kelola pengangkutan dan distribusi limbah, serta strategi penyerapan hasil peternakan oleh Badan Gizi Nasional. Diskusi juga menyoroti pentingnya peran aktif masyarakat dalam membangun ekonomi sirkular.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah III Badan Gizi Nasional, Enny Indarty, menekankan perlunya sinergi lintas sektor untuk memastikan keberhasilan program ini.