Hipotesis Pakar Kebencanaan UI: Faktor Alam Diduga Penyebab Kebocoran Pipa Minyak PT Vale
Tri Yari Kurniawan
Rabu, 27 Agustus 2025 - 10:54 WIB
Tim Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia (UI) melakukan kajian langsung di lapangan terkait insiden tumpahan minyak dari pipa milik PT Vale Indonesia Tbk. Foto/Istimewa
Tim Disaster Risk Reduction Center (DRRC) atau Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Indonesia (UI) melakukan kajian langsung di lapangan terkait insiden tumpahan minyak dari pipa milik PT Vale Indonesia Tbk. Hipotesis awal, mereka menduga faktor alam menjadi penyebab kebocoran pipa minyak di wilayah Towuti.
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan titik kebocoran pipa, analisis penyebab kebocoran, serta penilaian terhadap dampak lingkungan baik secara langsung maupun potensial. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mitigasi yang mengedepankan aspek pencegahan dan penanggulangan.
Dalam penanganan di lapangan, tim DRRC UI menekankan pentingnya analisis menyeluruh terhadap potensi bahaya dari sisi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L), khususnya dalam operasional pemindahan BBM melalui pipa bawah tanah. “Potensi bahaya dan aspek K3L tersebut telah diterapkan pipeline risk management untuk memastikan keselamatan pengoperasian pipa dan mencegah risiko kebocoran,” ujar Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia (UI), Prof Fatma Lestari.
Sementara itu, aspek penanggulangan dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas dengan mengedepankan sinergi lintas pemangku kepentingan—masyarakat, perusahaan, aparat, dan pemerintah daerah. Upaya tersebut diwujudkan melalui pembentukan Tim Terpadu dan pendirian Pusat Pengaduan dan Informasi yang dikoordinasi oleh PT Vale Indonesia Tbk.
Tim Terpadu melibatkan unsur masyarakat, Pemerintah Kabupaten, OPD terkait, pemerintah kecamatan dan desa, serta aparat kepolisian dan TNI. Hingga saat ini, DRRC UI terus berkolaborasi dengan PT Vale dan Tim Terpadu dalam menangani kebocoran, mencegah perluasan dampak, serta memulihkan kondisi lingkungan.
Terkait penyebab kebocoran hingga saat ini masih dalam studi dan investigasi lebih lanjut. Tim DRRC atau pakar kebencanaan UI terus mengkaji faktor alam yang diduga kuat serta menjadi hipotesis awal penyebab kebocoran pipa yang menyebabkan tumpahan minyak tersebut.
Prof Fatma menjelaskan hipotesis tersebut didasarkan pada hasil temuan studi awal (preliminary study) tim DRRC UI terhadap titik kerusakan pipa. Terdapat faktor tekanan eksternal atau external stress berupa bending yang dapat disebabkan karena faktor endogen, seperti pergerakan tanah, pergeseran lempeng dan atau gempa bumi.
Kegiatan ini meliputi pemeriksaan titik kebocoran pipa, analisis penyebab kebocoran, serta penilaian terhadap dampak lingkungan baik secara langsung maupun potensial. Langkah ini menjadi bagian dari upaya mitigasi yang mengedepankan aspek pencegahan dan penanggulangan.
Dalam penanganan di lapangan, tim DRRC UI menekankan pentingnya analisis menyeluruh terhadap potensi bahaya dari sisi Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L), khususnya dalam operasional pemindahan BBM melalui pipa bawah tanah. “Potensi bahaya dan aspek K3L tersebut telah diterapkan pipeline risk management untuk memastikan keselamatan pengoperasian pipa dan mencegah risiko kebocoran,” ujar Kepala Disaster Risk Reduction Center (DRRC) Universitas Indonesia (UI), Prof Fatma Lestari.
Sementara itu, aspek penanggulangan dilakukan melalui pendekatan berbasis komunitas dengan mengedepankan sinergi lintas pemangku kepentingan—masyarakat, perusahaan, aparat, dan pemerintah daerah. Upaya tersebut diwujudkan melalui pembentukan Tim Terpadu dan pendirian Pusat Pengaduan dan Informasi yang dikoordinasi oleh PT Vale Indonesia Tbk.
Tim Terpadu melibatkan unsur masyarakat, Pemerintah Kabupaten, OPD terkait, pemerintah kecamatan dan desa, serta aparat kepolisian dan TNI. Hingga saat ini, DRRC UI terus berkolaborasi dengan PT Vale dan Tim Terpadu dalam menangani kebocoran, mencegah perluasan dampak, serta memulihkan kondisi lingkungan.
Terkait penyebab kebocoran hingga saat ini masih dalam studi dan investigasi lebih lanjut. Tim DRRC atau pakar kebencanaan UI terus mengkaji faktor alam yang diduga kuat serta menjadi hipotesis awal penyebab kebocoran pipa yang menyebabkan tumpahan minyak tersebut.
Prof Fatma menjelaskan hipotesis tersebut didasarkan pada hasil temuan studi awal (preliminary study) tim DRRC UI terhadap titik kerusakan pipa. Terdapat faktor tekanan eksternal atau external stress berupa bending yang dapat disebabkan karena faktor endogen, seperti pergerakan tanah, pergeseran lempeng dan atau gempa bumi.