Dari Tunanetra hingga Prajurit TNI UNIFIL: Wisudawan UMI Bukti Mimpi Diraih Tanpa Batas
Tim SINDOmakassar
Jum'at, 05 September 2025 - 21:36 WIB
Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mencetak sejarah membanggakan. Pada momentum wisuda terbaru, dua sosok inspiratif berhasil mencuri perhatian publik. Foto: Istimewa
Universitas Muslim Indonesia (UMI) kembali mencetak sejarah membanggakan. Pada momentum wisuda terbaru, dua sosok inspiratif berhasil mencuri perhatian publik. Mereka membuktikan bahwa keterbatasan maupun tugas negara tidak menjadi penghalang untuk meraih gelar sarjana.Kisah pertama datang dari Reski Try Ulva, penyandang disabilitas netra yang berhasil menyelesaikan studinya di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Ilmu Komunikasi, dan Pendidikan UMI.Sejak awal, Reski diterima tanpa dibedakan, difasilitasi oleh dosen dan teman-teman kampus, hingga akhirnya mengenakan toga dengan penuh rasa syukur.Dengan laptop dan gawai berteknologi pembaca layar, ia membuktikan bahwa keterbatasan tidak menghalangi langkah besar. “Saya tidak pernah merasa sendiri, justru merasa menjadi bagian dari keluarga besar UMI,” ungkapnya haru.Tak kalah menggetarkan hati, kisah kedua datang dari Nuraimi Aidini Arlis, prajurit Kowad TNI yang juga resmi diwisuda sebagai sarjana Sastra Inggris UMI.Sejak 2020 ia mengabdi sebagai anggota TNI, bahkan pada 2024–2025 mendapat kehormatan bertugas sebagai pasukan perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon.Di tengah tugas negara yang berat, ia tetap berkomitmen menyelesaikan pendidikan. “Antara tugas negara dan mimpi pribadi, saya memilih menjalani keduanya,” tegasnya.Bekal bahasa Inggris dari kampus menjadi modal penting dalam berkomunikasi dan melaksanakan misi di kancah internasional.Dua kisah ini menyatu menjadi potret nyata wajah Universitas Muslim Indonesia (UMI): kampus inklusif, humanis, dan berkelas dunia.Dari Reski, dunia melihat bagaimana keterbatasan bisa berubah menjadi kekuatan. Dari Nuraimi, bangsa menyaksikan bahwa tugas negara dan pendidikan dapat berjalan beriringan.Keduanya mengukuhkan bahwa UMI adalah Kampus Ilmu, Kampus Ibadah, Kampus Kemanusiaan, sekaligus Kampus Harapan Masa Depan Indonesia.
(gus)