GM PLN UID Sulselrabar Paparkan Strategi Transisi Energi untuk Capai NZE 2060
Tri Yari Kurniawan
Rabu, 10 September 2025 - 10:53 WIB
GM PLN UID Sulselrabar Edyansyah (tengah) memberikan kuliah tamu di Universitas Haluoleo terkait strategi transisi energi Pemerintah dan PLN pada Selasa (9/9) kemarin. Foto/Istimewa
PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam mempercepat transisi energi melalui peningkatan kapasitas pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini merupakan bagian dari dukungan terhadap target Pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Dalam agenda Rakerda BPD HIPMI Sultra pada Senin (8/9) dan Kuliah Tamu di Universitas Haluoleo pada Selasa (9/9), General Manager PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Edyansyah, memaparkan strategi PLN dalam mendukung tercapainya NZE 2060.
“Dalam hal ini PLN bekerja keras dengan melakukan dekarbonisasi batubara dan gas, meningkatkan kapasitas EBT dan sistem pendukungnya serta mengembangkan green ecosystem. Langkah tersebut merupakan program inisiatif agar NZE 2060 dapat terwujud,” ujar Edyansyah.
Dalam pemaparannya, Edyansyah juga menyampaikan rencana pembangunan pembangkit dengan total kapasitas 69,5 gigawatt (GW). Proyek tersebut akan didukung oleh Independent Power Producer (IPP) yang menyumbang 73% dari total kapasitas atau sekitar 50,7 GW. Nilai investasi swasta dalam proyek ini mencapai Rp1.566,1 triliun dari total Rp2.133,7 triliun.
“Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang telah disusun juga siap membuka keran investasi dan peran swasta,” ujarnya.
Selain investasi, RUPTL terbaru juga dinilai berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja, terutama di sektor ramah lingkungan.
“RUPTL PT PLN (Persero) 2025–2034 tidak hanya menjadi katalisator utilisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) secara masif, tetapi juga menjadi motor penggerak terciptanya lapangan kerja dalam skala besar. Pemerintah memproyeksikan RUPTL terbaru ini berpotensi menghadirkan 1,7 juta lapangan pekerjaan, dengan 760 ribu di antaranya merupakan kategori green jobs yang tersebar di berbagai pembangkit listrik berbasis energi bersih,” jelas Edyansyah.
Dalam agenda Rakerda BPD HIPMI Sultra pada Senin (8/9) dan Kuliah Tamu di Universitas Haluoleo pada Selasa (9/9), General Manager PLN UID Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Edyansyah, memaparkan strategi PLN dalam mendukung tercapainya NZE 2060.
“Dalam hal ini PLN bekerja keras dengan melakukan dekarbonisasi batubara dan gas, meningkatkan kapasitas EBT dan sistem pendukungnya serta mengembangkan green ecosystem. Langkah tersebut merupakan program inisiatif agar NZE 2060 dapat terwujud,” ujar Edyansyah.
Dalam pemaparannya, Edyansyah juga menyampaikan rencana pembangunan pembangkit dengan total kapasitas 69,5 gigawatt (GW). Proyek tersebut akan didukung oleh Independent Power Producer (IPP) yang menyumbang 73% dari total kapasitas atau sekitar 50,7 GW. Nilai investasi swasta dalam proyek ini mencapai Rp1.566,1 triliun dari total Rp2.133,7 triliun.
“Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang telah disusun juga siap membuka keran investasi dan peran swasta,” ujarnya.
Selain investasi, RUPTL terbaru juga dinilai berpotensi menciptakan jutaan lapangan kerja, terutama di sektor ramah lingkungan.
“RUPTL PT PLN (Persero) 2025–2034 tidak hanya menjadi katalisator utilisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) secara masif, tetapi juga menjadi motor penggerak terciptanya lapangan kerja dalam skala besar. Pemerintah memproyeksikan RUPTL terbaru ini berpotensi menghadirkan 1,7 juta lapangan pekerjaan, dengan 760 ribu di antaranya merupakan kategori green jobs yang tersebar di berbagai pembangkit listrik berbasis energi bersih,” jelas Edyansyah.