home news

Dosen-Mahasiswa Singapura Belajar Produksi Teh Cascara di Desa Binaan YBM PLN

Kamis, 16 Oktober 2025 - 17:38 WIB
Dosen dan mahasiswa Singapore Polytechnic datang untuk mempelajari langsung proses produksi teh cascara, salah satu produk unggulan hasil pendampingan YBM PLN UIP Sulawesi. Foto/IST
Desa Lembanna di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi tujuan kunjungan dosen dan mahasiswa dari Singapore Polytechnic. Mereka datang untuk mempelajari langsung proses produksi teh cascara, salah satu produk unggulan hasil pendampingan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi.

Kunjungan ini merupakan bagian dari program kolaborasi internasional yang menjembatani potensi lokal dengan wawasan global. Para peserta tertarik melihat bagaimana kulit kopi (cascara), yang biasanya terbuang, diolah menjadi minuman herbal bernilai ekonomi tinggi. Proses ini dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

Selama hampir tiga tahun terakhir, YBM PLN UIP Sulawesi aktif mendampingi masyarakat Desa Lembanna, bekerja sama dengan LSM Cahaya Lembanna. Melalui pelatihan dan penguatan kapasitas, sekitar 30 anggota—terdiri dari buruh tani, ibu rumah tangga, janda, dan lansia—didorong untuk mandiri secara ekonomi.

“Kunjungan dari Singapore Polytechnic menjadi bukti bahwa potensi lokal Desa Lembanna mendapat perhatian internasional. Produk yang dikembangkan secara berkelanjutan tak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga bisa menjadi inspirasi global,” ujar Ketua YBM PLN UIP Sulawesi, M. Pahri Jafar.

Ia menambahkan bahwa program pendampingan tidak berhenti pada bantuan materiil, tetapi berfokus pada pembinaan berkelanjutan agar masyarakat siap mengelola usaha secara mandiri, bahkan setelah program berakhir pada November 2025.

Ketua LSM Cahaya Lembanna, Khaedir Baharuddin, juga menyampaikan kebanggaannya atas capaian komunitasnya. “Berkat dukungan YBM PLN, kami tidak hanya bertahan, tetapi berkembang. Kini kami memproduksi teh cascara, kopi lokal, madu, dan berbagai olahan khas Lembanna yang makin dikenal luas," tutur dia.

Kunjungan akademisi internasional ini menjadi momentum penting bagi Desa Lembanna untuk terus meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar. Sinergi antara pendampingan sosial, inovasi produk lokal, dan dukungan masyarakat menghadirkan model pemberdayaan yang inspiratif dan berkelanjutan.
(tri)
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya