Luwu Timur Memanggil Jakarta, Saatnya Negara Hadir dengan Bandara Komersial yang Layak
Prof Zakir Sabara
Minggu, 02 November 2025 - 19:07 WIB
Prof Zakir Sabara (Wakil Rektor 2 UMI Makassar).
Oleh Prof Zakir Sabara (Wakil Rektor 2 UMI Makassar)
DARI jantung peradaban Luwu Raya yang legendaris, di antara pegunungan hijau dan air jernih Danau Matano yang menakjubkan, muncul satu suara kuat dari masyarakat: “Kami tidak minta istana, kami hanya ingin pintu langit yang membuka masa depan!”
Kabupaten Luwu Timur, wilayah yang menjadi tulang punggung energi, industri, dan peradaban di ujung timur Sulawesi Selatan, kini menyerukan kepada pemerintah pusat untuk memberikan izin pembangunan Bandara Komersial Luwu Timur. Bukan sekadar infrastruktur, tetapi gerbang strategis nasional yang akan menghubungkan tiga provinsi sekaligus — Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah — melalui jalur udara yang cepat, efisien, dan aman.
Danau Matano: Keajaiban Dunia dari Luwu Timur
Dari wilayah ini pula berdiri kebanggaan bangsa — Danau Matano, danau terdalam ke-4 di dunia dan terdalam di Asia Tenggara, dengan kedalaman mencapai 590 meter. Airnya tetap jernih dan suci meski dikelilingi oleh aktivitas industri dan pertambangan sejak tahun 1968.
Selama 57 tahun eksplorasi tambang nikel oleh PT Vale (dahulu PT Inco) dan puluhan IUP lain di sekitarnya, Danau Matano dan tiga PLTA yang bersumber darinya tetap bersih dan lestari — sebuah keajaiban lingkungan hidup yang menjadi contoh nyata keseimbangan antara kemajuan industri dan kelestarian alam.
Tidak hanya itu, Danau Matano menjadi rumah bagi spesies endemik unik di dunia, baik ikan, udang, maupun tumbuhan langka di sepanjang 53 kilometer lingkar danau. Ia bukan sekadar perairan, tetapi identitas ekologis Indonesia di mata dunia.
DARI jantung peradaban Luwu Raya yang legendaris, di antara pegunungan hijau dan air jernih Danau Matano yang menakjubkan, muncul satu suara kuat dari masyarakat: “Kami tidak minta istana, kami hanya ingin pintu langit yang membuka masa depan!”
Kabupaten Luwu Timur, wilayah yang menjadi tulang punggung energi, industri, dan peradaban di ujung timur Sulawesi Selatan, kini menyerukan kepada pemerintah pusat untuk memberikan izin pembangunan Bandara Komersial Luwu Timur. Bukan sekadar infrastruktur, tetapi gerbang strategis nasional yang akan menghubungkan tiga provinsi sekaligus — Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Tengah — melalui jalur udara yang cepat, efisien, dan aman.
Danau Matano: Keajaiban Dunia dari Luwu Timur
Dari wilayah ini pula berdiri kebanggaan bangsa — Danau Matano, danau terdalam ke-4 di dunia dan terdalam di Asia Tenggara, dengan kedalaman mencapai 590 meter. Airnya tetap jernih dan suci meski dikelilingi oleh aktivitas industri dan pertambangan sejak tahun 1968.
Selama 57 tahun eksplorasi tambang nikel oleh PT Vale (dahulu PT Inco) dan puluhan IUP lain di sekitarnya, Danau Matano dan tiga PLTA yang bersumber darinya tetap bersih dan lestari — sebuah keajaiban lingkungan hidup yang menjadi contoh nyata keseimbangan antara kemajuan industri dan kelestarian alam.
Tidak hanya itu, Danau Matano menjadi rumah bagi spesies endemik unik di dunia, baik ikan, udang, maupun tumbuhan langka di sepanjang 53 kilometer lingkar danau. Ia bukan sekadar perairan, tetapi identitas ekologis Indonesia di mata dunia.