Kolaborasi UKI Paulus & UMI Makassar Kembangkan Inovasi serta Budidaya Kedelai Berkelanjutan di Jenetaesa Maros
Tim SINDOmakassar
Kamis, 13 November 2025 - 19:45 WIB
Kolase foto kegiatan kolaborasi UKI Paulus dan UMI Makassar lewat PPM untuk menerapkan Budidaya Kedelai Berkelanjutan dan Inovasi Tepat Guna di Desa Jenetaesa, Kabupaten Maros. Foto/IST
Universitas Kristen Indonesia Paulus (UKI Paulus) berkolaborasi dengan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat untuk menerapkan Budidaya Kedelai Berkelanjutan dan Inovasi Tepat Guna di Desa Jenetaesa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
Program yang berlangsung sejak September 2025 ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Desa Binaan, didanai oleh hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Ir. Hendrik Gunadi, M.P., bersama tim yang terdiri atas Dr. Ir. Suraedah Alimuddin, M.P., Dr. Erna Pasanda, S.E., M.Si., dan Ir. Machmud Djunaidy, M.Si.. Turut terlibat pula mahasiswa Program Studi Akuntansi UKI Paulus: Agusanto Pala’langan Eunike Adelia, Adrian Lebang, Marsha, dan Anugerah Andyni Lopang.
Hendrik menjelaskan, dalam pelaksanaannya, tim bekerja sama dengan Kelompok Tani Langkasa dan Kelompok Tani Langkasa Baru untuk mengatasi berbagai permasalahan utama petani kedelai di Jenetaesa. "Di antaranya yakni perbaikan lahan, peningkatan produksi, manajemen usaha tani, serta pemasaran hasil panen," tutur dia.
Ketua Kelompok Tani Langkasa, Saharuddin, Ketua Kelompok Tani Langkasa Baru, Agus Husain, serta Ketua Gabungan Kelompok Tani Sipakatau, Mustari, menyampaikan bahwa persoalan tersebut memang sudah lama menjadi kendala dalam pemanfaatan sawah tadah hujan di wilayah mereka.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim mengidentifikasi beberapa penyebab utama, antara lain kondisi lahan berpasir, kualitas benih rendah, kehilangan hasil pasca panen cukup besar, manajemen pertanaman yang belum tepat, serta pemasaran yang masih konvensional.
Hendrik menjelaskan bedasarkan identifikasi itu, tim kemudian menawarkan solusi untuk setiap masalah:
Program yang berlangsung sejak September 2025 ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Desa Binaan, didanai oleh hibah dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kegiatan ini dipimpin oleh Dr. Ir. Hendrik Gunadi, M.P., bersama tim yang terdiri atas Dr. Ir. Suraedah Alimuddin, M.P., Dr. Erna Pasanda, S.E., M.Si., dan Ir. Machmud Djunaidy, M.Si.. Turut terlibat pula mahasiswa Program Studi Akuntansi UKI Paulus: Agusanto Pala’langan Eunike Adelia, Adrian Lebang, Marsha, dan Anugerah Andyni Lopang.
Hendrik menjelaskan, dalam pelaksanaannya, tim bekerja sama dengan Kelompok Tani Langkasa dan Kelompok Tani Langkasa Baru untuk mengatasi berbagai permasalahan utama petani kedelai di Jenetaesa. "Di antaranya yakni perbaikan lahan, peningkatan produksi, manajemen usaha tani, serta pemasaran hasil panen," tutur dia.
Ketua Kelompok Tani Langkasa, Saharuddin, Ketua Kelompok Tani Langkasa Baru, Agus Husain, serta Ketua Gabungan Kelompok Tani Sipakatau, Mustari, menyampaikan bahwa persoalan tersebut memang sudah lama menjadi kendala dalam pemanfaatan sawah tadah hujan di wilayah mereka.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, tim mengidentifikasi beberapa penyebab utama, antara lain kondisi lahan berpasir, kualitas benih rendah, kehilangan hasil pasca panen cukup besar, manajemen pertanaman yang belum tepat, serta pemasaran yang masih konvensional.
Hendrik menjelaskan bedasarkan identifikasi itu, tim kemudian menawarkan solusi untuk setiap masalah: