Darmawangsah Muin Siap Angkat Prestasi Olahraga Sulsel
Agus Nyomba
Rabu, 19 November 2025 - 23:00 WIB
Ketua KONI Sulsel yang baru terpilih memberikan sambutan saat Musorprov KONI Sulsel di Hotel Santika, Rabu, (19/11/2025). Foto: Istimewa
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Selatan remi memiliki ketua baru, setelah Darmawangsyah Muin terpilih secara aklamasi pada Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) yang digelar di Hotel Santika Makassar, Rabu (19/11/2025).
Darmawangsyah Muin yang juga wakil Bupati Gowa ini resmi memimpin Induk organisasi olahraga Sulsel tersebut, setelah calon lawannya Meity Rahmatia dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh tim penjaringan ketua untuk melanjutkan ke tahap pemilihan.
Usai menerima mandat tersebut, Darmawangsyah langsung memasang target ambisius, yakni membawa Sulsel menembus 10 besar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), namun Darmawangsa bakal berkolaborasi dengan seluruh stakeholder untuk meraih target tersebut.
Prestasi Sulsel dalam empat gelaran PON terakhir mengalami pasang surut. Pada PON XVIII Riau 2012, Sulsel mencatat prestasi terbaik dengan meraih 19 emas, 17 perak, dan 20 perunggu sehingga menempati peringkat 7 nasional. Namun capaian itu menurun di PON XIX Jawa Barat 2016 dengan torehan 12 emas, 23 perak, dan 28 perunggu hingga turun ke peringkat 12.
Selanjutnya PON XX Papua 2021, Sulsel hanya mampu mengumpulkan 11 emas, 13 perak, dan 13 perunggu serta menduduki peringkat 11. Kondisi itu berlanjut pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, ketika Sulsel mengoleksi 61 medali dengan rincian 10 emas, 20 perak, dan 31 perunggu dan harus puas berada di peringkat 16.
Darmawangsyah Muin menyadari beratnya tantangan yang menanti di masa kepemimpinannya. Meski demikian, ia optimistis KONI Sulsel mampu bangkit jika seluruh unsur terkait bersatu. “Tapi insyaallah dengan kebersamaan KONI Sulsel, seluruh pengurus, Pemda Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, saya rasa marwah dan martabat olahraga kita bisa kembali,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa KONI hanyalah pelaksana teknis olahraga. Penentu kebijakan, terutama alokasi anggaran pembinaan, tetap berada di tangan pemerintah daerah. Karena itu, ia berharap kepengurusan periode ini mendapat perhatian lebih. “Kita berharap kepengurusan ini dapat perhatian khusus dari pemerintah provinsi dan Pemda-Pemda di daerah masing-masing, termasuk berkolaborasi dengan semua pihak,” ujarnya.
Darmawangsyah Muin yang juga wakil Bupati Gowa ini resmi memimpin Induk organisasi olahraga Sulsel tersebut, setelah calon lawannya Meity Rahmatia dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh tim penjaringan ketua untuk melanjutkan ke tahap pemilihan.
Usai menerima mandat tersebut, Darmawangsyah langsung memasang target ambisius, yakni membawa Sulsel menembus 10 besar pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB), namun Darmawangsa bakal berkolaborasi dengan seluruh stakeholder untuk meraih target tersebut.
Prestasi Sulsel dalam empat gelaran PON terakhir mengalami pasang surut. Pada PON XVIII Riau 2012, Sulsel mencatat prestasi terbaik dengan meraih 19 emas, 17 perak, dan 20 perunggu sehingga menempati peringkat 7 nasional. Namun capaian itu menurun di PON XIX Jawa Barat 2016 dengan torehan 12 emas, 23 perak, dan 28 perunggu hingga turun ke peringkat 12.
Selanjutnya PON XX Papua 2021, Sulsel hanya mampu mengumpulkan 11 emas, 13 perak, dan 13 perunggu serta menduduki peringkat 11. Kondisi itu berlanjut pada PON XXI Aceh-Sumut 2024, ketika Sulsel mengoleksi 61 medali dengan rincian 10 emas, 20 perak, dan 31 perunggu dan harus puas berada di peringkat 16.
Darmawangsyah Muin menyadari beratnya tantangan yang menanti di masa kepemimpinannya. Meski demikian, ia optimistis KONI Sulsel mampu bangkit jika seluruh unsur terkait bersatu. “Tapi insyaallah dengan kebersamaan KONI Sulsel, seluruh pengurus, Pemda Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, saya rasa marwah dan martabat olahraga kita bisa kembali,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa KONI hanyalah pelaksana teknis olahraga. Penentu kebijakan, terutama alokasi anggaran pembinaan, tetap berada di tangan pemerintah daerah. Karena itu, ia berharap kepengurusan periode ini mendapat perhatian lebih. “Kita berharap kepengurusan ini dapat perhatian khusus dari pemerintah provinsi dan Pemda-Pemda di daerah masing-masing, termasuk berkolaborasi dengan semua pihak,” ujarnya.