Prof JJ Pertegas Pentingnya Peran Mahasiswa, Tunjukkan Komitmen Kuat Lanjutkan Kepemimpinan
Tim SINDOmakassar
Jum'at, 19 Desember 2025 - 13:39 WIB
Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa menekankan sejumlah prinsip penting dalam menyikapi dinamika aspirasi mahasiswa. Foto: Istimewa
Dalam dialog terbuka bersama tiga calon Rektor Universitas Hasanuddin periode 2026–2030, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa menekankan sejumlah prinsip penting dalam menyikapi dinamika aspirasi mahasiswa di hadapan perwakilan Persatuan Lembaga Mahasiswa Fakultas Unhas.
Prof JJ menegaskan bahwa setiap aspirasi mahasiswa berangkat dari niat baik, meskipun kerap lahir dari perspektif yang berbeda. Perbedaan pandangan tersebut, menurutnya, harus disikapi melalui dialog akademik yang sehat, terbuka, dan berlandaskan rasionalitas serta etika kampus.
Dalam kesempatan itu, Prof JJ juga menekankan komitmen Universitas Hasanuddin untuk terus memperkuat mahasiswa agar mampu mengembangkan potensi akademik dan nonakademik secara optimal. Mahasiswa diposisikan sebagai subjek utama dalam ekosistem pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam pencapaian visi dan reputasi universitas.
"Penyatuan bidang akademik dan kemahasiswaan merupakan nomenklatur yang tepat dalam tata kelola Universitas Penegasan ini sejalan dengan capaian prestasi mahasiswa Unhas yang terus menunjukkan tren peningkatan dari waktu ke waktu," kata Prof JJ.
Menurutnya, capaian tersebut menuntut adanya pembagian peran yang jelas, terarah, dan saling menguatkan antara pengelolaan akademik dan pengembangan kemahasiswaan. Penguatan nomenklatur ini ditujukan untuk menjaga keberlanjutan prestasi sekaligus memastikan proses pembinaan mahasiswa berjalan secara optimal, terstruktur, dan berkelanjutan.
Secara spesifik, Prof JJ menilai bahwa upaya untuk memisahkan Bidang Akademik dan Bidang Kemahasiswaan merupakan langkah mundur. Dirinya berkomitmen mendukung pengembangan kemahasiswaan dalam bingkai akademik, sesuai mandat perguruan tinggi.
Gagasan Prof JJ mendapatkan sambutan hangat dari beberapa mahasiswa, yang menilai bahwa meskipun terdapat perdebatan dalam penyatuan bidang akademik dan kemahasiswaan, namun selama ini terlihat orientasi aktivitas mahasiswa telah memperoleh rekognisi akademik. Hal ini perlu dioptimalkan, misalnya dengan menambah bobot kredit bagi kegiatan kemahasiswaan dalam bingkai akademik.
Prof JJ menegaskan bahwa setiap aspirasi mahasiswa berangkat dari niat baik, meskipun kerap lahir dari perspektif yang berbeda. Perbedaan pandangan tersebut, menurutnya, harus disikapi melalui dialog akademik yang sehat, terbuka, dan berlandaskan rasionalitas serta etika kampus.
Dalam kesempatan itu, Prof JJ juga menekankan komitmen Universitas Hasanuddin untuk terus memperkuat mahasiswa agar mampu mengembangkan potensi akademik dan nonakademik secara optimal. Mahasiswa diposisikan sebagai subjek utama dalam ekosistem pendidikan tinggi yang berperan strategis dalam pencapaian visi dan reputasi universitas.
"Penyatuan bidang akademik dan kemahasiswaan merupakan nomenklatur yang tepat dalam tata kelola Universitas Penegasan ini sejalan dengan capaian prestasi mahasiswa Unhas yang terus menunjukkan tren peningkatan dari waktu ke waktu," kata Prof JJ.
Menurutnya, capaian tersebut menuntut adanya pembagian peran yang jelas, terarah, dan saling menguatkan antara pengelolaan akademik dan pengembangan kemahasiswaan. Penguatan nomenklatur ini ditujukan untuk menjaga keberlanjutan prestasi sekaligus memastikan proses pembinaan mahasiswa berjalan secara optimal, terstruktur, dan berkelanjutan.
Secara spesifik, Prof JJ menilai bahwa upaya untuk memisahkan Bidang Akademik dan Bidang Kemahasiswaan merupakan langkah mundur. Dirinya berkomitmen mendukung pengembangan kemahasiswaan dalam bingkai akademik, sesuai mandat perguruan tinggi.
Gagasan Prof JJ mendapatkan sambutan hangat dari beberapa mahasiswa, yang menilai bahwa meskipun terdapat perdebatan dalam penyatuan bidang akademik dan kemahasiswaan, namun selama ini terlihat orientasi aktivitas mahasiswa telah memperoleh rekognisi akademik. Hal ini perlu dioptimalkan, misalnya dengan menambah bobot kredit bagi kegiatan kemahasiswaan dalam bingkai akademik.