FGD Kaukus Seri VIII: Bumi Borneo Rindukan Keadilan GDP
Tim Sindomakassar
Jum'at, 18 Agustus 2023 - 22:42 WIB
Setelah membahas masa depan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada focus group discussion (FGD) seri VII, kini Kaukus Timur kembali menggelar kegiatan sejenis dan masih bermain di Bumi Borneo.
Kali ini Kaukus mencoba menggali problematika kenegaraan di Tanah Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Jumat (18/8). Tiga pembicara disiapkan untuk FGD seri VIII tersebut.
Mereka adalah Ir H Pangeran Khairul Saleh yang tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) dan juga Wakil Ketua Komisi III, Gusti Farid Hasan Aman dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI Kalimantan Selatan) serta Prof Dr Ahmad Alim Bachri sebagai rektor Universitas Lambung Mangkurat (UNM).
Sayang sekali, dua pembicara pertama gagal bergabung hingga FGD berakhir pukul 15.00 Wita. Keduanya sempat mengkonfirmasi akan segera bergabung begitu tiba di tempat, namun hingga FGD diakhiri, mereka yang terkonfirmasi dalam perjalanan kedinasan, belum juga bergabung.
Terlepas dari gagalnya bergabung kedua politikus tersebut, Rektor Unlam tampil cukup menyengat. Lelaki asal Duri Kabupaten Enrekang itu dengan lantang menyoroti kebijakan negara terkait bagi hasil daerah dan pusat, yang amat sangat merugikan Tanah Borneo.
Sebagai contoh, alumni Fakultas Ekonomi Unhas yang juga ketua Ikatan Alumni Unhas di Kalsel tersebut, mengungkapkan bahwa hampir semua kebutuhan bahan bakar utama industri di Indonesia, bersumber dari region Kalimantan. Baik itu pabrik-pabrik smelter di Sulawesi maupun mesin-mesin pembangkit listrik yang dikelola negara.
“Boleh dibilang Kalimantan adalah yang menerangi negara ini. Belum lagi sumber energi dari kelapa sawit, di mana Kalimantan termasuk penyumbang kebun sawit terbesar di Indonesia,” ungkapnya.
Kali ini Kaukus mencoba menggali problematika kenegaraan di Tanah Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Jumat (18/8). Tiga pembicara disiapkan untuk FGD seri VIII tersebut.
Mereka adalah Ir H Pangeran Khairul Saleh yang tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) dan juga Wakil Ketua Komisi III, Gusti Farid Hasan Aman dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI Kalimantan Selatan) serta Prof Dr Ahmad Alim Bachri sebagai rektor Universitas Lambung Mangkurat (UNM).
Sayang sekali, dua pembicara pertama gagal bergabung hingga FGD berakhir pukul 15.00 Wita. Keduanya sempat mengkonfirmasi akan segera bergabung begitu tiba di tempat, namun hingga FGD diakhiri, mereka yang terkonfirmasi dalam perjalanan kedinasan, belum juga bergabung.
Terlepas dari gagalnya bergabung kedua politikus tersebut, Rektor Unlam tampil cukup menyengat. Lelaki asal Duri Kabupaten Enrekang itu dengan lantang menyoroti kebijakan negara terkait bagi hasil daerah dan pusat, yang amat sangat merugikan Tanah Borneo.
Sebagai contoh, alumni Fakultas Ekonomi Unhas yang juga ketua Ikatan Alumni Unhas di Kalsel tersebut, mengungkapkan bahwa hampir semua kebutuhan bahan bakar utama industri di Indonesia, bersumber dari region Kalimantan. Baik itu pabrik-pabrik smelter di Sulawesi maupun mesin-mesin pembangkit listrik yang dikelola negara.
“Boleh dibilang Kalimantan adalah yang menerangi negara ini. Belum lagi sumber energi dari kelapa sawit, di mana Kalimantan termasuk penyumbang kebun sawit terbesar di Indonesia,” ungkapnya.