LAZ Hadji Kalla Sukses Khitan Massal 600 Anak Keluarga Duafa Selama Setahun
Tim Sindomakassar
Sabtu, 02 Desember 2023 - 05:33 WIB
Program khitanan massal ini menjadi bagian terakhir dari Program Si Anak Sehat pada tahun 2023 ini dan telah menjaring lebih dari 600 anak keluarga duafa dari total tiga kali pelaksanaan. Foto/Dok LAZ
LAZ Hadji Kalla bekerjasama dengan Cranial Sehat Indonesia menggelar Program Khitanan Massal untuk anak-anak dari keluarga duafa yang berada di wilayah Kabupaten Jeneponto dan sekitarnya. Khitanan massal berlangsung selama 2 hari, dimulai dari 29-30 November 2023, di Masjid Dar Al Falah, Kelurahan Pampang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar.
Kegiatan khitanan massal ini adalah bagian dari program dengan tema Si Anak Sehat (Program Kesehetan Ibu dan Anak), dimana LAZ Hadji Kalla akan menggabungkan dengan program pencegahan stunting. Program ini diikuti sebanyak 240 anak dari kalangan dhuafa untuk dikhitan.
Sama seperti tahun-tahun sebelumya, LAZ Hadji Kalla selalu menggandeng Cranial Sehat Indonesia sebagai implementor yang beranggotakan dokter dan perawat profesional yang telah berpengalaman di bidang sirkumsisi atau yang lebih dikenal dengan sunat.
Manager Bidang Kemanusiaan, Lingkungan & Kesehatan LAZ Hadji Kalla, Sapril Akhmady menjelaskan bahwa program khitanan massal ini menyasar anak-anak dari kalangan dhuafa. Program khitanan massal ini menjadi bagian terakhir dari Program Si Anak Sehat pada tahun 2023 ini dan telah menjaring lebih dari 600 anak keluarga duafa dari total tiga kali pelaksanaan.
“Program khitanan ini menyasar warga yang tidak mampu, dimana kita tau sendiri bahwa banyak warga dari kalangan menengah kebawah yang membutuhkan layanan kesehatan terutama layanan khitanan untuk anak-anak mereka. Kita juga membagikan bingkisan untuk anak-anak yang dikhitan dalam program LAZ Hadji Kalla ini," jelasnya.
Selain itu, dalam pelaksanaan sebelumnya juga dilakukan pembagian bibit pohon untuk anak-anak tanam di rumah masing-masing. Pesan pertama yang mau disampaikan adalah tentang siklus hidup yang sekarang sudah terlupakan, dimana dulu ada tradisi setiap ada perayaan terhadap sesuatu, maka akan ditandai dengan menanam pohon.
"Proses khitanan ini adalah salah satu dari bagian siklus hidup anak-anak yang harus dirayakan dengan menanam pohon, hal ini yang mau kita ajarkan ke anak-anak kita agar bisa lebih menghargai lingkungan sejak dini," tutup Sapril.
Kegiatan khitanan massal ini adalah bagian dari program dengan tema Si Anak Sehat (Program Kesehetan Ibu dan Anak), dimana LAZ Hadji Kalla akan menggabungkan dengan program pencegahan stunting. Program ini diikuti sebanyak 240 anak dari kalangan dhuafa untuk dikhitan.
Sama seperti tahun-tahun sebelumya, LAZ Hadji Kalla selalu menggandeng Cranial Sehat Indonesia sebagai implementor yang beranggotakan dokter dan perawat profesional yang telah berpengalaman di bidang sirkumsisi atau yang lebih dikenal dengan sunat.
Manager Bidang Kemanusiaan, Lingkungan & Kesehatan LAZ Hadji Kalla, Sapril Akhmady menjelaskan bahwa program khitanan massal ini menyasar anak-anak dari kalangan dhuafa. Program khitanan massal ini menjadi bagian terakhir dari Program Si Anak Sehat pada tahun 2023 ini dan telah menjaring lebih dari 600 anak keluarga duafa dari total tiga kali pelaksanaan.
“Program khitanan ini menyasar warga yang tidak mampu, dimana kita tau sendiri bahwa banyak warga dari kalangan menengah kebawah yang membutuhkan layanan kesehatan terutama layanan khitanan untuk anak-anak mereka. Kita juga membagikan bingkisan untuk anak-anak yang dikhitan dalam program LAZ Hadji Kalla ini," jelasnya.
Selain itu, dalam pelaksanaan sebelumnya juga dilakukan pembagian bibit pohon untuk anak-anak tanam di rumah masing-masing. Pesan pertama yang mau disampaikan adalah tentang siklus hidup yang sekarang sudah terlupakan, dimana dulu ada tradisi setiap ada perayaan terhadap sesuatu, maka akan ditandai dengan menanam pohon.
"Proses khitanan ini adalah salah satu dari bagian siklus hidup anak-anak yang harus dirayakan dengan menanam pohon, hal ini yang mau kita ajarkan ke anak-anak kita agar bisa lebih menghargai lingkungan sejak dini," tutup Sapril.