Dekan FTI Jadi Khatib Idul Fitri 1445 di Masjid UMI
Tim Sindomakassar
Rabu, 10 April 2024 - 21:08 WIB
Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Dr Lamatinulu, didaulat menjadi khatib pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 H di Masjid Umar bin Khattab UMI, Jalan urip Sumohardjo, Makassar, Rabu, (10/4/2024).
Pada pelaksanaan salat Idul Fitri yang diikuti oleh keluarga besar UMI dan warga sekitar, Dekan FTI UMI Prof Lamatinulu, mengupas tema Kebersihan Hati atau Qalbun Salim.
Kebersihan hati, kata Prof Lamatinulu, tercermin dari rasa haru bersedih karena telah berpisah dari Bulan Suci Ramadan, bulan yang penuh ampunan.
“Bagi orang yang beriman tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan daripada perpisahan dengan bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah, penuh ampunan dan pembebasan dari api neraka,” ungkapnya.
Madrasah Ramadan, disebutkan Profesor FTI UMI itu, dapat mengantarkan manusia menuju titik fitrah yang bersih dan suci yaitu manusia yang memiliki kebersihan hati (Qalbun Salim) yang saling mencintai dan menyayangi karena Allah.
“Saling memperbaiki menuju keimanan sejati, saling membantu dalam kebaikan bukan saling membantu dalam dosa dan kemungkaran. Semoga Allah maha melihat dapat menggolongkan kita menjadi manusia yang memilki Qalbun Salim (Hati Bersih),” bebernya.
Dari Ramadan itu juga, Lamatinulu mengajak untuk setiap orang senantiasa berlomba-lomba menuju ketaqwaan yang utuh.
Pada pelaksanaan salat Idul Fitri yang diikuti oleh keluarga besar UMI dan warga sekitar, Dekan FTI UMI Prof Lamatinulu, mengupas tema Kebersihan Hati atau Qalbun Salim.
Kebersihan hati, kata Prof Lamatinulu, tercermin dari rasa haru bersedih karena telah berpisah dari Bulan Suci Ramadan, bulan yang penuh ampunan.
“Bagi orang yang beriman tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan daripada perpisahan dengan bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah, penuh ampunan dan pembebasan dari api neraka,” ungkapnya.
Madrasah Ramadan, disebutkan Profesor FTI UMI itu, dapat mengantarkan manusia menuju titik fitrah yang bersih dan suci yaitu manusia yang memiliki kebersihan hati (Qalbun Salim) yang saling mencintai dan menyayangi karena Allah.
“Saling memperbaiki menuju keimanan sejati, saling membantu dalam kebaikan bukan saling membantu dalam dosa dan kemungkaran. Semoga Allah maha melihat dapat menggolongkan kita menjadi manusia yang memilki Qalbun Salim (Hati Bersih),” bebernya.
Dari Ramadan itu juga, Lamatinulu mengajak untuk setiap orang senantiasa berlomba-lomba menuju ketaqwaan yang utuh.