Jaga Kerukunan, FKUB Sulsel Akan Gelar Dialog bertajuk NgopiRukun
Tim Sindomakassar
Jum'at, 19 April 2024 - 15:35 WIB
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Selatan, kembali akan menggelar Dialog, yang bertajuk "Ngobrol Perdamaian Indonesia untuk Kerukunan" (NgopiRukun), bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama dan Pimpinan Majelis Agama Provinsi Sulsel.
NgopiRukun perdana akan dilaksanakan malam ini Jumat (19/04/2024) Pukul 19.00 Wita bertempat di New World Cafe Jalan Yusuf Dg Ngawing No 1 Makassar.
Ketua FKUB Sulsel, Prof Wahyuddin Naro, menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari sarana informasi untuk umat guna memberikan edukasi, dalam menjaga perdamaian dan kerukunan umat beragama khususnya di Sulsel.
Terkait soal NgopiRukun, Wahyuddin Naro, menyebut dalam kegiatan dialog ini nantinya akan berkelanjutan.
"NgopiRukun ini merupakan inisiasi FKUB Sulsel, dan akan terus berlanjut, dengan berbagai topik pembahasan mulai dari soal kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar etnis, budaya, kerukunan antar status sosial, generasi, hingga kerukunan antar bangsa," jelas Prof Naro.
Ditambahkan, berbicara soal kerukunan, otomatis akan mengatur tentang toleransi, empati, suku budaya hingga perbedaan pendapat.
"Bicara kerukunan itu bahasannya pasti tentang toleransi, empati, suku budaya hingga adanya penyelesaian perbedaan pendapat," terangnya.
NgopiRukun perdana akan dilaksanakan malam ini Jumat (19/04/2024) Pukul 19.00 Wita bertempat di New World Cafe Jalan Yusuf Dg Ngawing No 1 Makassar.
Ketua FKUB Sulsel, Prof Wahyuddin Naro, menyebut kegiatan ini merupakan bagian dari sarana informasi untuk umat guna memberikan edukasi, dalam menjaga perdamaian dan kerukunan umat beragama khususnya di Sulsel.
Terkait soal NgopiRukun, Wahyuddin Naro, menyebut dalam kegiatan dialog ini nantinya akan berkelanjutan.
"NgopiRukun ini merupakan inisiasi FKUB Sulsel, dan akan terus berlanjut, dengan berbagai topik pembahasan mulai dari soal kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar etnis, budaya, kerukunan antar status sosial, generasi, hingga kerukunan antar bangsa," jelas Prof Naro.
Ditambahkan, berbicara soal kerukunan, otomatis akan mengatur tentang toleransi, empati, suku budaya hingga perbedaan pendapat.
"Bicara kerukunan itu bahasannya pasti tentang toleransi, empati, suku budaya hingga adanya penyelesaian perbedaan pendapat," terangnya.