Listrik Hijau Kian Diminati, PLN Suplai 23.176 Unit REC di Sulselrabar
Tri Yari Kurniawan
Sabtu, 01 Juni 2024 - 16:13 WIB
PT PLN (Persero) hadir dalam mendukung daya saing pelaku industri dan bisnis dengan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui layanan Renewable Energy Certificate (REC). Hingga Mei 2024, PLN menyuplai kebutuhan energi bersih melalui REC sebesar 23.176 unit atau setara 23,17 GWh kepada 6.864 pelanggan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin, menjelaskan REC merupakan jawaban atas kebutuhan sektor industri dan bisnis dalam mendukung langkah dekarbonisasi di tanah air. Hal ini selaras dengan upaya Pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"REC merupakan bentuk layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil," ujar Andy.
Andy mengatakan REC PLN merupakan produk hasil kerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA). REC ini dilengkapi sistem pelacak elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat. Oleh karenanya setiap sertifikat yang diterbitkan tidak bisa dibeli atau dijual oleh orang lain.
"Sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, PLN mendukung penuh kebutuhan sektor bisnis dan industri yang memiliki semangat terhadap suksesnya transisi energi di Indonesia dan ingin ikut serta dalam mendukung dekarbonisasi dengan menggunakan REC PLN. Apalagi persentase bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) telah mencapai 45,78%," tegas Andy.
Pimpinan CV Alva Tech, Joshua, mengapresiasi keseriusan PLN melalui layanan REC untuk mendukung pemakaian energi ramah lingkungan yang selaras dengan usahanya dalam penyediaan kendaraan listrik.
“Melalui REC ini tentu dapat mendorong pertumbuhan pembangkit EBT untuk memenuhi target bauran energi, serta mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan listrik serta kendaraan bersih bagi generasi saat ini dan mendatang,” terang Joshua.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch. Andy Adchaminoerdin, menjelaskan REC merupakan jawaban atas kebutuhan sektor industri dan bisnis dalam mendukung langkah dekarbonisasi di tanah air. Hal ini selaras dengan upaya Pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
"REC merupakan bentuk layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil," ujar Andy.
Andy mengatakan REC PLN merupakan produk hasil kerja sama dengan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA). REC ini dilengkapi sistem pelacak elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat. Oleh karenanya setiap sertifikat yang diterbitkan tidak bisa dibeli atau dijual oleh orang lain.
"Sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, PLN mendukung penuh kebutuhan sektor bisnis dan industri yang memiliki semangat terhadap suksesnya transisi energi di Indonesia dan ingin ikut serta dalam mendukung dekarbonisasi dengan menggunakan REC PLN. Apalagi persentase bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sistem Kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) telah mencapai 45,78%," tegas Andy.
Pimpinan CV Alva Tech, Joshua, mengapresiasi keseriusan PLN melalui layanan REC untuk mendukung pemakaian energi ramah lingkungan yang selaras dengan usahanya dalam penyediaan kendaraan listrik.
“Melalui REC ini tentu dapat mendorong pertumbuhan pembangkit EBT untuk memenuhi target bauran energi, serta mendukung upaya pemerintah dalam menyediakan listrik serta kendaraan bersih bagi generasi saat ini dan mendatang,” terang Joshua.