IAS Suarakan Gotong Royong Membangun Sulsel di Momen Idul Adha
Tri Yari Kurniawan
Senin, 17 Juni 2024 - 14:11 WIB
Ilham Arief Sirajuddin (IAS) mengajak seluruh masyarakat untuk bergotong royong membangun Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Hal itu disampaikannya seusai menunaikan Salat Idul Adha 1445 H di Jalan Rajawali, Kota Makassar, Senin (17/6/2024).
Menurut IAS, Hari Raya Idul Adha merupakan momentum penguatan solidaritas dan kepedulian sosial. Nah, kolaborasi dan sinergi membangun daerah maupun bangsa itu sejatinya sudah lama hadir di Indonesia. Dikenal dengan istilah gotong royong, yang harus kembali digelorakan.
"Ini momentum untuk menguatkan solidaritas dalam semangat persaudaraan. Ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniah, dan ukhuwah insaniah yang akan melipatgandakan kemampuan untuk maju bersama, bergotong royong membangun Sulsel dan membangun Indonesia," ujar IAS.
Pria yang dikenal dengan tagline GubernurKu itu juga menyebut Idul Adha sebagai momentum untuk terus menyuarakan pesan kebaikan dan membantu sesama. Bukan sebatas atas dasar keagamaan, kebangsaan, maupun kedaerahan, tapi atas dasar kemanusiaan.
Semangat berbagi dan peduli itu, IAS menekankan merupakan teladan sekaligus makna dari Idul Adha. Nah, makna itu selalu relevan dari masa ke masa hingga saat ini dan masa depan.
Lebih jauh, IAS pada kesempatan itu mengajak semuanya untuk fokus menata masa depan. Toh, tidak ada gunanya meratapi masa lalu. Segala yang terjadi pada masa lalu, kata dia, cukup menjadi pelajaran dan bahan evaluasi untuk memastikan masa depan yang lebih baik.
Selepas menunaikan Salat Idul Adha di Jalan Rajawali, IAS dan keluarga melakukan ziarah makam ayah dan ibunya, H Arief Sirajuddin-Hj St Djohra. Lokasinya di Pekuburan Keluarga Keluarga Besar Dato Ripanggentungan, Tamarunang, Kabupaten Gowa.
Menurut IAS, Hari Raya Idul Adha merupakan momentum penguatan solidaritas dan kepedulian sosial. Nah, kolaborasi dan sinergi membangun daerah maupun bangsa itu sejatinya sudah lama hadir di Indonesia. Dikenal dengan istilah gotong royong, yang harus kembali digelorakan.
"Ini momentum untuk menguatkan solidaritas dalam semangat persaudaraan. Ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniah, dan ukhuwah insaniah yang akan melipatgandakan kemampuan untuk maju bersama, bergotong royong membangun Sulsel dan membangun Indonesia," ujar IAS.
Pria yang dikenal dengan tagline GubernurKu itu juga menyebut Idul Adha sebagai momentum untuk terus menyuarakan pesan kebaikan dan membantu sesama. Bukan sebatas atas dasar keagamaan, kebangsaan, maupun kedaerahan, tapi atas dasar kemanusiaan.
Semangat berbagi dan peduli itu, IAS menekankan merupakan teladan sekaligus makna dari Idul Adha. Nah, makna itu selalu relevan dari masa ke masa hingga saat ini dan masa depan.
Lebih jauh, IAS pada kesempatan itu mengajak semuanya untuk fokus menata masa depan. Toh, tidak ada gunanya meratapi masa lalu. Segala yang terjadi pada masa lalu, kata dia, cukup menjadi pelajaran dan bahan evaluasi untuk memastikan masa depan yang lebih baik.
Selepas menunaikan Salat Idul Adha di Jalan Rajawali, IAS dan keluarga melakukan ziarah makam ayah dan ibunya, H Arief Sirajuddin-Hj St Djohra. Lokasinya di Pekuburan Keluarga Keluarga Besar Dato Ripanggentungan, Tamarunang, Kabupaten Gowa.