Harumkan Nama Indonesia, Putra Bupati Maros Juara Berkuda Memanah di Prancis
Najmi S Limonu
Selasa, 03 September 2024 - 13:18 WIB
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah ini mungkin sangat cocok untuk menggambarkan sosok, Muhammad Fathan Chaidir, putra Bupati Maros, Chaidir Syam yang baru saja mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional pada bidang olahraga. Tepatnya di cabang berkuda memanah.
Beberapa pekan lalu, Fathan berhasil meraih peringat pertama kategori Raid 233 kelas senior bintang dua di ajang Gauchoux Open International Competition yang diselenggarakan mulai dari tanggal 21 hingga 24 Agustus lalu di Prancis.
Fathan dan 6 orang lainnya bersama tim official mewakili Indonesia di bawah naungan Indonesia Equestrian Archery (IEA) dan Wening Academy. Mereka bertanding dengan lebih dari 100 orang kompetitor dari berbagai negara, seperti Amerika, Prancis, Turki, Polandia hingga Afrika Selatan.
Meski sempat meraih peringkat pertama di satu kategori, Fathan mengaku belum puas karena gagal menjadi juara umum di kelas yang ia ikuti. Saat masuk di kategori kedua, yakni Tower 90, bahu kirinya mengalami cedera serius.
“Harusnya ada tiga kategori saya ikuti, Raid 233, Tower 90 dan Hunt Track. Pas di tower 90, bahu saya yang memang dulu pernah bergeser, itu tiba-tiba kambuh cideranya dan dokter tidak merekomendasikan untuk melanjutkan pertandingan karena harus istirahat kurang lebih 3 pekan,” katanya saat ditemui, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: Merdeka Cup Vol. 2: Turnamen Futsal Terbesar di Makassar, Diikuti 104 Tim
Alumni Sekolah Penerbangan Ganesa Flight Academy Jakarta ini mengaku berpeluang baik bisa meraih juara umum. Pasalnya, poin yang ia peroleh di kategori pertama sebelum cidera, sudah sangat jauh meninggalkan pesaingnya.
Beberapa pekan lalu, Fathan berhasil meraih peringat pertama kategori Raid 233 kelas senior bintang dua di ajang Gauchoux Open International Competition yang diselenggarakan mulai dari tanggal 21 hingga 24 Agustus lalu di Prancis.
Fathan dan 6 orang lainnya bersama tim official mewakili Indonesia di bawah naungan Indonesia Equestrian Archery (IEA) dan Wening Academy. Mereka bertanding dengan lebih dari 100 orang kompetitor dari berbagai negara, seperti Amerika, Prancis, Turki, Polandia hingga Afrika Selatan.
Meski sempat meraih peringkat pertama di satu kategori, Fathan mengaku belum puas karena gagal menjadi juara umum di kelas yang ia ikuti. Saat masuk di kategori kedua, yakni Tower 90, bahu kirinya mengalami cedera serius.
“Harusnya ada tiga kategori saya ikuti, Raid 233, Tower 90 dan Hunt Track. Pas di tower 90, bahu saya yang memang dulu pernah bergeser, itu tiba-tiba kambuh cideranya dan dokter tidak merekomendasikan untuk melanjutkan pertandingan karena harus istirahat kurang lebih 3 pekan,” katanya saat ditemui, Selasa (3/9/2024).
Baca juga: Merdeka Cup Vol. 2: Turnamen Futsal Terbesar di Makassar, Diikuti 104 Tim
Alumni Sekolah Penerbangan Ganesa Flight Academy Jakarta ini mengaku berpeluang baik bisa meraih juara umum. Pasalnya, poin yang ia peroleh di kategori pertama sebelum cidera, sudah sangat jauh meninggalkan pesaingnya.