Berkat Listrik Hijau PLN, Tambak Udang di Sulsel Hemat Belasan Juta per Bulan
Tri Yari Kurniawan
Minggu, 04 Agustus 2024 - 18:46 WIB
PT PLN (Persero) terus mendukung sektor agrikultur dengan penyediaan listrik yang andal dan mudah melalui program electrifying agriculture (EA).
Kali ini, PLN sukses membantu Usaha Menengah Kecil, dan Mikro (UMKM) budidaya tambak udang vaname di Kabupaten Takalar menekan biaya operasional hingga Rp15,8 juta per bulan dengan penyediaan listrik sebesar 33 kiloVolt Ampere (kVA).
Sardi, pemilik tambak udang vaname seluas dua hektare di Desa Laikang, Kabupaten Takalar, menyebut program EA PLN tersebut mampu menggenjot peningkatan budidaya udangnya dan mendorong efisiensi biaya operasional usaha tambak udang hingga 28 persen tiap bulannya.
Sebelum menggunakan listrik PLN, ia mengaku sempat mengalami gagal panen sebanyak dua kali akibat tegangan yang kurang stabil saat menggunakan genset.
"Selain menghemat biaya operasional, hadirnya listrik dapat mengoptimalkan semua peralatan listrik yang ada seperti kincir dan penerangan yang dinyalakan malam hari untuk menjaga kualitas udang," ujar Sardi.
Dirinya merinci sebelum menggunakan listrik PLN, tambak udang miliknya menghabiskan sekitar 3 ribu liter solar dengan estimasi biaya sekitar Rp55 juta lebih per bulan. Setelah menggunaan listrik PLN, pihaknya hanya membayar listrik sebagai biaya operasional bulanan di kisaran Rp39,5 juta.
Sardi mengatakan, saat ini kebanyakan petambak udang di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan telah beralih ke listrik PLN.
Kali ini, PLN sukses membantu Usaha Menengah Kecil, dan Mikro (UMKM) budidaya tambak udang vaname di Kabupaten Takalar menekan biaya operasional hingga Rp15,8 juta per bulan dengan penyediaan listrik sebesar 33 kiloVolt Ampere (kVA).
Sardi, pemilik tambak udang vaname seluas dua hektare di Desa Laikang, Kabupaten Takalar, menyebut program EA PLN tersebut mampu menggenjot peningkatan budidaya udangnya dan mendorong efisiensi biaya operasional usaha tambak udang hingga 28 persen tiap bulannya.
Sebelum menggunakan listrik PLN, ia mengaku sempat mengalami gagal panen sebanyak dua kali akibat tegangan yang kurang stabil saat menggunakan genset.
"Selain menghemat biaya operasional, hadirnya listrik dapat mengoptimalkan semua peralatan listrik yang ada seperti kincir dan penerangan yang dinyalakan malam hari untuk menjaga kualitas udang," ujar Sardi.
Dirinya merinci sebelum menggunakan listrik PLN, tambak udang miliknya menghabiskan sekitar 3 ribu liter solar dengan estimasi biaya sekitar Rp55 juta lebih per bulan. Setelah menggunaan listrik PLN, pihaknya hanya membayar listrik sebagai biaya operasional bulanan di kisaran Rp39,5 juta.
Sardi mengatakan, saat ini kebanyakan petambak udang di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan telah beralih ke listrik PLN.