Menabung Emas, dari Nasihat Menuju Gaya Hidup
Luqman Zainuddin
Jum'at, 13 September 2024 - 12:23 WIB
Menabung emas perlahan menjadi tren. Hadirnya layanan milik PT Pegadaian (Persero) membuat aktvitias ini sekarang lebih dekat menjangkau semua kalangan. Pelajar, pekerja, hingga ibu rumah tangga.
Sejatinya, menabung emas bukanlah milik masyarakat modern. Puluhan kilometer ke arah selatan Ibu Kota Kabupaten Gowa, tepatnya di Desa Julupa'mai, Kecamatan Pallangga, praktik menabung atau menyimpan emas sudah dilakukan masyarakat sejak beberapa generasi.
Saharia dg Ngagi (49) merupakan satu dari banyak warga di desa itu yang mempraktikkan kebiasaan tersebut. Ketika memiliki rejeki berlebih, ibu tiga anak ini akan berbelanja emas. Bentuknya beragam, begitupun dengan bobotnya.
Emas-emas tersebut kemudian Saharia simpan di suatu tempat di rumahnya. Kadang, ketika ada hajatan, emas itu akan ia pakai sebagai perhiasan. Pada lain waktu, ketika membutuhkan uang, ia akan menjual emas-emas tersebut.
Kebiasaan itupun ia turunkan ke anak-anaknya. Termasuk pada putri sulungnya Dg Singara (29). Kepada putrinya, ia memberi nasihat agar uang yang diperoleh dari bekerja, tidak hanya disimpan di bank, tetapi digunakan untuk berbelanja emas.
"Ammalli tommako antu bulaeng. Boli-boli ki, ka tena na lari doe'nu. Punna eroko doe, anjo balukang (Belilah emas, kemudian simpan, karena tidak akan berkurang nilainya. Kalau kau mau uang, jual-lah)," pesan Saharia.
Baca juga: Nabung Emas Praktis, Diskonnya Fantastis di Pegadaian
Sejatinya, menabung emas bukanlah milik masyarakat modern. Puluhan kilometer ke arah selatan Ibu Kota Kabupaten Gowa, tepatnya di Desa Julupa'mai, Kecamatan Pallangga, praktik menabung atau menyimpan emas sudah dilakukan masyarakat sejak beberapa generasi.
Saharia dg Ngagi (49) merupakan satu dari banyak warga di desa itu yang mempraktikkan kebiasaan tersebut. Ketika memiliki rejeki berlebih, ibu tiga anak ini akan berbelanja emas. Bentuknya beragam, begitupun dengan bobotnya.
Emas-emas tersebut kemudian Saharia simpan di suatu tempat di rumahnya. Kadang, ketika ada hajatan, emas itu akan ia pakai sebagai perhiasan. Pada lain waktu, ketika membutuhkan uang, ia akan menjual emas-emas tersebut.
Kebiasaan itupun ia turunkan ke anak-anaknya. Termasuk pada putri sulungnya Dg Singara (29). Kepada putrinya, ia memberi nasihat agar uang yang diperoleh dari bekerja, tidak hanya disimpan di bank, tetapi digunakan untuk berbelanja emas.
"Ammalli tommako antu bulaeng. Boli-boli ki, ka tena na lari doe'nu. Punna eroko doe, anjo balukang (Belilah emas, kemudian simpan, karena tidak akan berkurang nilainya. Kalau kau mau uang, jual-lah)," pesan Saharia.
Baca juga: Nabung Emas Praktis, Diskonnya Fantastis di Pegadaian