Tidak Susah Ditemui Seperti NA, Warga Tompobulu Pilih Uji-Sahabuddin di Bantaeng
Tim Sindomakassar
Rabu, 09 Oktober 2024 - 22:56 WIB
Paslon nomor urut 1, M. Fathul Fauzy Nurdin - H. Sahabuddin (UJI-SAH) menggelar kampanye pada beberapa titik di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng pada Rabu, 9 Oktober 2024. Di Desa Pattaneteang, masyarakat mengaku siap memenangkan dan memilih paslon nomor 1 UJI-SAH.
Safar, salah satu warga mengatakan, dirinya memilih UJI-SAH karena paslon tersebut mudah ditemui oleh warga. Hal tersebut mengingatkan kepemimpinan Bupati Bantaeng dua periode, Prof Nurdin Abdullah (NA).
"Saya pendukung dari desa yang membawa aspirasi untuk Karaeng Uji terpilih. Dan alhamdulilah beliau sangat mudah ditemui. Ini sama dengan ayahnya Karaeng Nurdin," ungkapnya.
Baca Juga:Mantan Calon Wakil Bupati Gowa Perkuat Barisan Pemenangan Hati Damai
Menurutnya, pemimpin yang mudah ditemui merupakan pemimpin yang ingin bekerja untuk masyarakat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pemimpin setelah Nurdin Abdullah yang susah ditemui.
"Dulu di zaman Karaeng Nurdin, kami masyarakat merasa dekat karena gampang ditemui," bebernya.
"Jadi setelah berganti, kami kira seperti Karaeng Nurdin, rupanya berbeda sekali. Susah ditemui, protokoler sekali. Jadi kami menyesal memilih. Dan terbukti, 5 tahun Bantaeng tidak ada apa-apanya," tambahnya.
Safar, salah satu warga mengatakan, dirinya memilih UJI-SAH karena paslon tersebut mudah ditemui oleh warga. Hal tersebut mengingatkan kepemimpinan Bupati Bantaeng dua periode, Prof Nurdin Abdullah (NA).
"Saya pendukung dari desa yang membawa aspirasi untuk Karaeng Uji terpilih. Dan alhamdulilah beliau sangat mudah ditemui. Ini sama dengan ayahnya Karaeng Nurdin," ungkapnya.
Baca Juga:Mantan Calon Wakil Bupati Gowa Perkuat Barisan Pemenangan Hati Damai
Menurutnya, pemimpin yang mudah ditemui merupakan pemimpin yang ingin bekerja untuk masyarakat. Hal tersebut berbanding terbalik dengan pemimpin setelah Nurdin Abdullah yang susah ditemui.
"Dulu di zaman Karaeng Nurdin, kami masyarakat merasa dekat karena gampang ditemui," bebernya.
"Jadi setelah berganti, kami kira seperti Karaeng Nurdin, rupanya berbeda sekali. Susah ditemui, protokoler sekali. Jadi kami menyesal memilih. Dan terbukti, 5 tahun Bantaeng tidak ada apa-apanya," tambahnya.