UIN Alauddin Seleksi Wawancara 1.307 Calon Penerima KIP Kuliah
Luqman Zainuddin
Jum'at, 11 Oktober 2024 - 16:07 WIB
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar melakukan seleksi wawancara calon penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K). Seleksi ini dilaksanakan di Auditorium, Kampus II UIN, Kamis 10 Oktober 2024.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Muhammad Khalifa Mustami mengatakan mahasiswa yang ikut wawancara telah melewati beberapa tahapan. Di antaranya pendaftaran online dan seleksi berkas.
“Ada 1.307 orang yang mengikuti tahapan wawancara ini. Mereka telah dinyatakan lulus pertama UKT di bawah Rp2.400.000 kemudian memiliki KIP K atau sejenisnya kemudian memiliki prestasi akademik dan non akademik,” kata Guru Besar Metodologi Penelitian ini.
Baca juga: UIN Alauddin Makassar Kukuhkan 752 Lulusan, Prof Hamdan: Jadilah Sarjana Teduh
Lebih lanjut, Eks Dekan Fakultas Sains dan Teknologi ini mengungkapkan, setelah wawancara masih ada tahapan berikutnya yakni survei langsung. Hal ini agar program tersebut tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
“Jadi setelah ini ada survei rumah, apakah betul berkas yang ada sesuai kondisi sebenarnya. Karena biasanya ada yang memanipulasi berkas seperti foto rumah, rekening listrik, punya orang lain dipakai,” jelasnya.
Prof Muhammad Khalifa Mustami menegaskan, pihaknya akan terus berusaha agar penerima KIP K tepat sasaran. Sehingga Ia meminta calon penerima KIP Kuliah yang merasa dirugikan dalam proses seleksi ini agar segera melapor ke bagian kemahasiswaan.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof Muhammad Khalifa Mustami mengatakan mahasiswa yang ikut wawancara telah melewati beberapa tahapan. Di antaranya pendaftaran online dan seleksi berkas.
“Ada 1.307 orang yang mengikuti tahapan wawancara ini. Mereka telah dinyatakan lulus pertama UKT di bawah Rp2.400.000 kemudian memiliki KIP K atau sejenisnya kemudian memiliki prestasi akademik dan non akademik,” kata Guru Besar Metodologi Penelitian ini.
Baca juga: UIN Alauddin Makassar Kukuhkan 752 Lulusan, Prof Hamdan: Jadilah Sarjana Teduh
Lebih lanjut, Eks Dekan Fakultas Sains dan Teknologi ini mengungkapkan, setelah wawancara masih ada tahapan berikutnya yakni survei langsung. Hal ini agar program tersebut tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
“Jadi setelah ini ada survei rumah, apakah betul berkas yang ada sesuai kondisi sebenarnya. Karena biasanya ada yang memanipulasi berkas seperti foto rumah, rekening listrik, punya orang lain dipakai,” jelasnya.
Prof Muhammad Khalifa Mustami menegaskan, pihaknya akan terus berusaha agar penerima KIP K tepat sasaran. Sehingga Ia meminta calon penerima KIP Kuliah yang merasa dirugikan dalam proses seleksi ini agar segera melapor ke bagian kemahasiswaan.