Mantan Rektor UIN Alauddin Prof Qadir Gassing Purna Tugas, Titip 2 Nasihat
Tim SINDOmakassar
Kamis, 05 Desember 2024 - 21:00 WIB
Prof Qadir Gassing memasuki masa purna bakti pada usia ke-70 tahun. Foto: Istimewa
Mantan Rektor UIN Alauddin Makassar periode 2011–2014, Prof Qadir Gassing, resmi memasuki masa purnatugas pada usia 70 tahun. Ia mengakhiri kariernya sebagai Ketua Senat Akademik Universitas.
Dalam Sidang Senat Tertutup Pemilihan Ketua Senat di Gedung Rektorat, Kampus II pada Selasa, 3 Desember 2024, Prof Qadir menitipkan dua nasihat penting untuk membangun masa depan kampus yakni ikhlas bekerja danmenjaga kesehatan.
"Ikhlas itu kunci keberkahan," ucap Prof Qadir. Mengutip Surah Al-Insan ayat 9, ia menekankan bahwa segala upaya harus dilandasi oleh niat tulus tanpa mengharap imbalan duniawi.
Dalam dunia tasawuf, ia menjelaskan tiga tingkatan ikhlas, pertama Ikhlas karena berharap rezeki dari Tuhan (tingkat dasar), kemudian Ikhlas karena mendambakan surga (tingkat menengah) dan Ikhlas tertinggi, di mana seseorang berbuat tanpa mengharap apapun, menyerahkan segalanya kepada kehendak Tuhan.
"Ikhlas ketiga anda mengerjakan apa saja jangan berharap apa apa. Toh tuhan itu sudah tau biarkan tuhan yang atur. Kata orang tasawuf itu level iklas paling tinggi, Wallahu A'lam Bishawab," pesannya.
Prof Qadir mengenang pesan Gurutta Sanusi Baco saat dirinya menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. "Qadir, biar banyak uang, kalau kau sakit, apa gunanya? Bahkan kalau kau punya dua-tiga istri pun, kalau sakit, apa yang bisa kau lakukan?"_ katanya, disambut tawa para senator.
Ia menegaskan, uang yang berkah adalah hasil kerja ikhlas, dan kesehatan adalah investasi utama untuk menjalani kehidupan dengan optimal.
Dalam Sidang Senat Tertutup Pemilihan Ketua Senat di Gedung Rektorat, Kampus II pada Selasa, 3 Desember 2024, Prof Qadir menitipkan dua nasihat penting untuk membangun masa depan kampus yakni ikhlas bekerja danmenjaga kesehatan.
"Ikhlas itu kunci keberkahan," ucap Prof Qadir. Mengutip Surah Al-Insan ayat 9, ia menekankan bahwa segala upaya harus dilandasi oleh niat tulus tanpa mengharap imbalan duniawi.
Dalam dunia tasawuf, ia menjelaskan tiga tingkatan ikhlas, pertama Ikhlas karena berharap rezeki dari Tuhan (tingkat dasar), kemudian Ikhlas karena mendambakan surga (tingkat menengah) dan Ikhlas tertinggi, di mana seseorang berbuat tanpa mengharap apapun, menyerahkan segalanya kepada kehendak Tuhan.
"Ikhlas ketiga anda mengerjakan apa saja jangan berharap apa apa. Toh tuhan itu sudah tau biarkan tuhan yang atur. Kata orang tasawuf itu level iklas paling tinggi, Wallahu A'lam Bishawab," pesannya.
Prof Qadir mengenang pesan Gurutta Sanusi Baco saat dirinya menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. "Qadir, biar banyak uang, kalau kau sakit, apa gunanya? Bahkan kalau kau punya dua-tiga istri pun, kalau sakit, apa yang bisa kau lakukan?"_ katanya, disambut tawa para senator.
Ia menegaskan, uang yang berkah adalah hasil kerja ikhlas, dan kesehatan adalah investasi utama untuk menjalani kehidupan dengan optimal.