Ribuan Warga Borongtala Jeneponto Hadiri Acara Je'ne-je'ne Sappara'
Sulaiman Nai
Rabu, 05 Februari 2025 - 17:45 WIB
Ribuan warga Desa Borongtala, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan memperingati hari Jadi Maggaukang Daeng Riolo. Manggaukan Daeng Riolo merupakan seorang pahlawan di Desa Borongtala.
Setiap tahun pada bulan Safar, warga Desa Borongtala memperingatinya dengan menggelar sebuah acara bernama Je’ne-je’ne Sappara. Je’ne-je’ne Sappara kali ini diperingati pada Rabu, (5/2/2025).
Je’ne-Je’ne Sappara merupakan tradisi adat yang sarat makna simbolik dan spiritual. Acara ini melibatkan ritual mandi bersama di laut.
Ritual mandi bersama ini dilakukan di bulan Safar, ritual Je'ne-je'ne Sappara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur bagi ribuan masyarakat di Desa Borontala.
Kepala Desa Borongtala, Evendi Daeng Ngamba menjelaskan, Je’ne-je’ne Sappara merupakan bagian dari perayaan rasa syukur, sekaligus memperingati hari jadi Maggaukang daeng Riolo.
"Tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun," jelas Kades Borongtala, Evendi Amba.
Selain mengenang keberadaan Raja Binamu Pertama tersebut, acara ini juga dilakukan dengan kebiasaan para leluhur yakni Je’ne-jene Tamparang, acara ini digelar setelah masyarakat leluhur di desa ini rampung membajak sawah.
Setiap tahun pada bulan Safar, warga Desa Borongtala memperingatinya dengan menggelar sebuah acara bernama Je’ne-je’ne Sappara. Je’ne-je’ne Sappara kali ini diperingati pada Rabu, (5/2/2025).
Je’ne-Je’ne Sappara merupakan tradisi adat yang sarat makna simbolik dan spiritual. Acara ini melibatkan ritual mandi bersama di laut.
Ritual mandi bersama ini dilakukan di bulan Safar, ritual Je'ne-je'ne Sappara ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur bagi ribuan masyarakat di Desa Borontala.
Kepala Desa Borongtala, Evendi Daeng Ngamba menjelaskan, Je’ne-je’ne Sappara merupakan bagian dari perayaan rasa syukur, sekaligus memperingati hari jadi Maggaukang daeng Riolo.
"Tradisi ini merupakan tradisi turun-temurun," jelas Kades Borongtala, Evendi Amba.
Selain mengenang keberadaan Raja Binamu Pertama tersebut, acara ini juga dilakukan dengan kebiasaan para leluhur yakni Je’ne-jene Tamparang, acara ini digelar setelah masyarakat leluhur di desa ini rampung membajak sawah.