home sulsel

Peneliti Unhas dan BRIN Temukan Makam Bernisan Aceh di Pangkep

Selasa, 27 Mei 2025 - 20:49 WIB
Tim Peneliti dari Unhas dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang tergabung dalam riset “ Penelusuran Toponimi Kuno Pesisir Sulawesi Selatan” kembali menemukan nisan Aceh di Pangkep.
Tim Peneliti dari Universitan Hasanuddin (Unhas) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang tergabung dalam riset “ Penelusuran Toponimi Kuno Pesisir Sulawesi Selatan” kembali menemukan nisan Aceh di Kabupaten Pangkep.

Nisan Aceh yang merupakan nisan istimewa nusantara dan keberadaannya cukup langka di Sulawesi. Nisan Aceh di Pangkep ditemukan di Lembang yang digunakan pada makam Somba Labakkang bernama I La Upa Bagenda Ali Matinroe ri Sikkiri’na. Berdasarkan lontara La’bakkang, Periode hidup Bagenda Ali pada pertengahan abad ke-18.

Perjalanan penelusuran Tim Toponimi Kuno Pesisir di Pangkep sudah berjalan sejak tanggal 17 Mei hingga beberapa hari ke depan. Penelitian ini berjalan atas kolaborasi Unhas dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Ketua Tim Peneliti Toponimi Kuno Pesisir Kabupaten di Pangkep, Prof Muhlis Hadrawi mengatakan tujuan menelusuri Kabupaten Pangkep untuk meneliti Toponimi Kuno di wilayah Pesisir Barat Sulawesi Selatan Pangkep. Penelusuran ini sekaligus menemukan keberadaan Nisan Aceh di Sulsel sebagai khazanah cagar budaya khususnya makam tua yang ada di Kabupaten Pangkep.

Salah satu potensi cagar budaya yang ditemukan Prof Muhlis Hadrawi dan tim adalah makam Nisan Aceh pada Nisan Somba Labakkang yang berada di Kampung Lembang, Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Makam ini sudah diisentifikasi oleh BPCB namun belum ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh Pemda Pangkep.

"Perlu kami informasikan, bahwa hari ini kami berada di makam kompleks Somba Labakkang di Kampung Lembang dan kami menemukan makam yang menggunakan Nisan Aceh tipe C yang merupakan makam dari Bagenda Ali Matinroe ri Sikkirina. Beliau adalah Somba Labakkang," ujarnya, Kamis (22/5/2025).

Dia menjelaskan, selama dalam perjalanan risetnya, ini adalah satu hal yang sangat menarik karena penemuan ini sebagai potensi menjadi cagar budaya di Pangkep.
Baca Selanjutnya
Bagikan artikel ini:
Berita Lainnya
berita lainnya