Hari Lahir Pancasila, Bupati Uji Nurdin Minta Pelayanan Publik Transparan
Bahar Karibo
Senin, 02 Juni 2025 - 18:13 WIB
Bupati Bantaeng, M Fathul Fauzy Nurdin menjadi Inspektur Upacara Hari Lahir Pancasila. Foto: SINDO Makassar/Bahar Karibo
Bupati Bantaeng, M. Fathul Fauzy Nurdin mengatakan, Pancasila merupakan rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Hal tersebut ia tegaskan saat menjadi Inspektur Upacara Hari Lahir Pancasila yang digelar di Lapangan Seruni, Senin (2/6/2025).
Kepala daerah yang akrab disapa Uji Nurdin ini mengatakan, Pancasila mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda.
"Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia," kata Uji Nurdin.
Kepala daerah termuda di Sulsel ini menambahkan, dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.
"Dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal,tetapi dalam praktik keseharian," katanya.
Dirinya juga menambahkan, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat.
"Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan," pungkasnya.
Kepala daerah yang akrab disapa Uji Nurdin ini mengatakan, Pancasila mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda.
"Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia," kata Uji Nurdin.
Kepala daerah termuda di Sulsel ini menambahkan, dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.
"Dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal,tetapi dalam praktik keseharian," katanya.
Dirinya juga menambahkan, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat.
"Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan," pungkasnya.