Kasus Jari Tengah Siswi SMKN 1 Gowa, Disdik Bakal Gaungkan Pendidikan Karakter
Dewan Ghiyats Yan
Senin, 04 Agustus 2025 - 05:50 WIB
Tangkapan layar video siswa mengacungkan jari tengah ke guru. Foto: Istimewa
Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mengaku telah memberi restu SMKN 1 Kabupaten Gowa atas keputusan mereka men-drop out dua siswinya. Disdik menegaskan, keputusan itu merupakan kesepakatan para pihak, termasuk komite sekolah.
"Saya mempersilakan sekolah untuk melaksanakan kesepakatan itu. Mereka dan orang tuanya sepakat untuk pindah, cuma untuk lokasi pindahnya saya belum tahu," ucap Kepala Disdik Sulsel, Iqbal Nadjamuddin saat dihubungi, Minggu (3/8/2025).
Menurut Kadisdik, keputusan itu terpaksa diambil demi menjaga stabilitas di mana sekolah tersebut berada. Diketahui, sekolah tersebut berdiri di Jalan Pramuka, Kelurahan Kalabajeng, Kecamatan Bajeng.
"Misalnya masyarakat yang protes atau apa. Informasi yang disampaikan memang di sana ada hal-hal yang rawan ketika kejadian ini terjadi, karena dianggap pelecehan atau kesantunan siswa ke gurunya. Ini yang mereka diskusikan dan bersepakat mereka," ia menambahkan.
Yang penting kata Iqbal, kedua anak tersebut tetap dapat menempuh pendidikan, sekalipun harus pindah ke sekolah lain.
"Artinya hanya gara-gara persoalan ini tidak bersekolah. Tetap diusahakan anak itu bisa bersekolah dan dicarikan sekolah, itu yang saya minta kepada kepala sekolah, guru-guru, dan kepala cabang dinas untuk diupayakan anak ini tetap bersekolah di negeri atau swasta, karena sama saja. Artinya anak ini ada haknya mendapatkan pendidikan," harap Iqbal.
Di sisi lain, ia membaca kejadian di mana R, siswi yang mengacungkan jari tengah kepada gurunya, lalu disebarluaskan oleh N, merupakan pengaruh dari paparan media sosial. Ditambah lagi pendidikan karakter yang masih minim.
"Saya mempersilakan sekolah untuk melaksanakan kesepakatan itu. Mereka dan orang tuanya sepakat untuk pindah, cuma untuk lokasi pindahnya saya belum tahu," ucap Kepala Disdik Sulsel, Iqbal Nadjamuddin saat dihubungi, Minggu (3/8/2025).
Menurut Kadisdik, keputusan itu terpaksa diambil demi menjaga stabilitas di mana sekolah tersebut berada. Diketahui, sekolah tersebut berdiri di Jalan Pramuka, Kelurahan Kalabajeng, Kecamatan Bajeng.
"Misalnya masyarakat yang protes atau apa. Informasi yang disampaikan memang di sana ada hal-hal yang rawan ketika kejadian ini terjadi, karena dianggap pelecehan atau kesantunan siswa ke gurunya. Ini yang mereka diskusikan dan bersepakat mereka," ia menambahkan.
Yang penting kata Iqbal, kedua anak tersebut tetap dapat menempuh pendidikan, sekalipun harus pindah ke sekolah lain.
"Artinya hanya gara-gara persoalan ini tidak bersekolah. Tetap diusahakan anak itu bisa bersekolah dan dicarikan sekolah, itu yang saya minta kepada kepala sekolah, guru-guru, dan kepala cabang dinas untuk diupayakan anak ini tetap bersekolah di negeri atau swasta, karena sama saja. Artinya anak ini ada haknya mendapatkan pendidikan," harap Iqbal.
Di sisi lain, ia membaca kejadian di mana R, siswi yang mengacungkan jari tengah kepada gurunya, lalu disebarluaskan oleh N, merupakan pengaruh dari paparan media sosial. Ditambah lagi pendidikan karakter yang masih minim.