Legislator Dukung Rencana Pemkot Makassar Siapkan Rp5 M/Bulan untuk Event Nasional
Dewan Ghiyats Yan Galistan
Minggu, 07 September 2025 - 11:17 WIB
Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar, Zulhajar, Sabtu (6/9/2025). Foto: Dok. SINDO Makassar
Anggota Komisi B DPRD Kota Makassar, Zulhajar mendukung rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terkait penganggaran Rp5 miliar per bulan untuk penyelenggaraan event-event besar di Kota Daeng tahun depan.
Ia mengatakan bahwa identitas Kota Makassar dikenal sebagai Kota Jasa dan Kota Kuliner. Maka dari itu, dengan rencana tersebut dirinya juga mendorong agar event kesenian dan kebudayaan bisa ditingkatkan di masa depan.
"Dengan anggaran seperti itu dengan asumsi 5 miliar perbulan artinya dikali 12 bulan yaitu 60 miliar. Memang kelihatan anggaran cukup besar tapi kalau efek dominonya terhadap aktivitas ekonomi dan peningkatan image Makassar sebagai Kota Jasa; Kota Seni dan Kebudayaan itu saya kira tidak masalah, yang jelas harus transparan dan harus terukur outputnya bahwa anggaran sebesar itu betul-betul menggairahkan sektor pariwisata, aktivitas berkesenian dan kebudayaan di Kota Makassar," ujarnya, Sabtu (6/9/2025).
Icul sapaan karibnya itu menuturkan, anggaran Rp5 miliar tersebut harus terukur efeknya agar bisa menghidupkan ekonomi masyarakat dan menambah Pendapat Asli Daerah (PAD) Kota Makassar.
"Nanti kan bisa dievaluasi ke depannya, mungkin akhir tahun bahwa apakah anggran sebesar itu punya efek positif bagi aktivitas berkesenian, kebudayaan, banyak anak muda kreatif yang lahir dan terlibat. Terus yang utama juga itu soal efek ekonominya bahwa ada akan banyak orang berdatangan berkunjung ke Makassar berbelanja, itu akan menghidupkan UMKM," tuturnya kepada SINDO Makassar.
Legislator dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan, aktivitas ekonomi sekarang sedikit melambat. Ia menilai bahwa pemerintah masih berupaya untuk menghidupkan sektor ekonomi, salah satunya adalah dengan mempersiapkan agenda kesenian dan kebudayaan ke depan.
"Saya kira anggarannya jangan lewat dari itu, apalagi PAD turun di 2025 ini. Asumsi PAD turun, asumsi serapan anggaran juga turun. Ini harus dipertimbangkan baik-baik soal angka tapi kan intinya bukan angka selama itu masih ditopang oleh keuangan pemerintah kota. Menurut saya yang paling penting adalah efeknya, itu harus betul-betul terukur efeknya bahwa itu akan menghidupkan ekonomi; UMKM; aktivitas kesenian dan kebudayaan hidup di Kota Makassar," jelasnya saat dihubungi via Whatsapp.
Ia mengatakan bahwa identitas Kota Makassar dikenal sebagai Kota Jasa dan Kota Kuliner. Maka dari itu, dengan rencana tersebut dirinya juga mendorong agar event kesenian dan kebudayaan bisa ditingkatkan di masa depan.
"Dengan anggaran seperti itu dengan asumsi 5 miliar perbulan artinya dikali 12 bulan yaitu 60 miliar. Memang kelihatan anggaran cukup besar tapi kalau efek dominonya terhadap aktivitas ekonomi dan peningkatan image Makassar sebagai Kota Jasa; Kota Seni dan Kebudayaan itu saya kira tidak masalah, yang jelas harus transparan dan harus terukur outputnya bahwa anggaran sebesar itu betul-betul menggairahkan sektor pariwisata, aktivitas berkesenian dan kebudayaan di Kota Makassar," ujarnya, Sabtu (6/9/2025).
Icul sapaan karibnya itu menuturkan, anggaran Rp5 miliar tersebut harus terukur efeknya agar bisa menghidupkan ekonomi masyarakat dan menambah Pendapat Asli Daerah (PAD) Kota Makassar.
"Nanti kan bisa dievaluasi ke depannya, mungkin akhir tahun bahwa apakah anggran sebesar itu punya efek positif bagi aktivitas berkesenian, kebudayaan, banyak anak muda kreatif yang lahir dan terlibat. Terus yang utama juga itu soal efek ekonominya bahwa ada akan banyak orang berdatangan berkunjung ke Makassar berbelanja, itu akan menghidupkan UMKM," tuturnya kepada SINDO Makassar.
Legislator dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengungkapkan, aktivitas ekonomi sekarang sedikit melambat. Ia menilai bahwa pemerintah masih berupaya untuk menghidupkan sektor ekonomi, salah satunya adalah dengan mempersiapkan agenda kesenian dan kebudayaan ke depan.
"Saya kira anggarannya jangan lewat dari itu, apalagi PAD turun di 2025 ini. Asumsi PAD turun, asumsi serapan anggaran juga turun. Ini harus dipertimbangkan baik-baik soal angka tapi kan intinya bukan angka selama itu masih ditopang oleh keuangan pemerintah kota. Menurut saya yang paling penting adalah efeknya, itu harus betul-betul terukur efeknya bahwa itu akan menghidupkan ekonomi; UMKM; aktivitas kesenian dan kebudayaan hidup di Kota Makassar," jelasnya saat dihubungi via Whatsapp.