Dosen FT UNM Bantu Petani Takalar dengan Teknologi Pemipil Jagung
Tri Yari Kurniawan
Sabtu, 20 September 2025 - 13:10 WIB
Diversifikasi teknologi lewat mesin pemipil jagung dari dosen FT UNM telah membantu para petani di Desa Campagaya, Galesong, Takalar, Sabtu (20/9). Foto/IST
Tiga dosen Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Makassar (UNM) melakukan pemberdayaan masyarakat di Desa Campagaya, Galesong, Takalar, Sabtu (20/9). Mereka adalah Jumadin, Wabdillah, dan Riska Iva Riana.
Dalam kegiatan ini, ketiganya menyasar kelompok petani jagung perbukitan yang selama ini mengalami kendala dalam pemipilan jagung. Ketua pengabdi, Jumadin, menjelaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan diversifikasi teknologi pada kelompok sasaran.
"Jadi adanya permasalahan di mitra pada persoalan pemipilan, membuat kami terpanggil untuk memberdayakan mitra dengan memberikan diversifikasi teknologi berupa pemipil jagung. Kami berharap, teknologi ini dapat membantu masyarakat menghemat tenaga dan waktu. Selain itu, tentu kami mengharapkan pendapatan mereka meningkat," kata Jumadin didampingi Wabdillah di lokasi pengabdian.
Selain teknologi pemipil jagung, tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ini juga melatih masyarakat memanfaatkan limbah tongkol jagung. "Selain mesin pemipil, kami berharap juga mitra dapat memanfaatkan tongkol jagung menjadi briket," imbuh Jumadin, yang juga ketua Prodi Mesin Otomotif FT UNM.
Masyarakat Desa Campagaya sangat terbantu dengan kehadiran tim PKM dari UNM. "Kami sangat bersyukur dibantu teknologi mesin pemipil jagung dan pengolahan limbahnya menjadi briket. Kami akhirnya memiliki pengetahuan tentang cara menggunakan. Ini sangat membantu tenaga kami," kata ketua kelompok tani, Syarifuddin Daeng Nyampa.
Ia berharap program serupa bisa hadir kembali untuk mengatasi permasalahan lain di masa depan. "Kalau masih bisa tahun depan, kami berharap dapat dibantu lagi dengan teknologi yang lain," tambah Jalil, anggota kelompok tani lainnya.
Sebagai informasi, PKM dosen UNM ini merupakan pendanaan tahun 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendiktisaintek.
Dalam kegiatan ini, ketiganya menyasar kelompok petani jagung perbukitan yang selama ini mengalami kendala dalam pemipilan jagung. Ketua pengabdi, Jumadin, menjelaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan diversifikasi teknologi pada kelompok sasaran.
"Jadi adanya permasalahan di mitra pada persoalan pemipilan, membuat kami terpanggil untuk memberdayakan mitra dengan memberikan diversifikasi teknologi berupa pemipil jagung. Kami berharap, teknologi ini dapat membantu masyarakat menghemat tenaga dan waktu. Selain itu, tentu kami mengharapkan pendapatan mereka meningkat," kata Jumadin didampingi Wabdillah di lokasi pengabdian.
Selain teknologi pemipil jagung, tim Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) ini juga melatih masyarakat memanfaatkan limbah tongkol jagung. "Selain mesin pemipil, kami berharap juga mitra dapat memanfaatkan tongkol jagung menjadi briket," imbuh Jumadin, yang juga ketua Prodi Mesin Otomotif FT UNM.
Masyarakat Desa Campagaya sangat terbantu dengan kehadiran tim PKM dari UNM. "Kami sangat bersyukur dibantu teknologi mesin pemipil jagung dan pengolahan limbahnya menjadi briket. Kami akhirnya memiliki pengetahuan tentang cara menggunakan. Ini sangat membantu tenaga kami," kata ketua kelompok tani, Syarifuddin Daeng Nyampa.
Ia berharap program serupa bisa hadir kembali untuk mengatasi permasalahan lain di masa depan. "Kalau masih bisa tahun depan, kami berharap dapat dibantu lagi dengan teknologi yang lain," tambah Jalil, anggota kelompok tani lainnya.
Sebagai informasi, PKM dosen UNM ini merupakan pendanaan tahun 2025 dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendiktisaintek.
(tri)