BaKTI Kawal Program GEDSI untuk Masuk Dalam RPJM Desa
Najmi S Limonu
Selasa, 23 September 2025 - 15:09 WIB
Suasana Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Desa Baruga, Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Foto: SINDO Makassar/Najmi S Limonu
Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI)-BaKTI mendampingi empat desa di Kabupaten Maros, untuk mengitegrasikan Gender Equality Disability and Social Inclusion (GEDSI) dan Perubahan Iklim untuk masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Desa dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Desa.
Ke empat desa tersebut masing-masing Desa Baruga, Desa Minasabaji, Desa Simbang, dan Desa Borikamase.
Koodinator Program INKLUSI-Maros, Ismawati menjelaskan, pengawalan program ini bukan tanpa alasan, namun mengingat program tersebut memang dianggap penting untuk dimasukkan dalam RPJM Desa.
"Beberapa diantaranya yang kita dorong adalah Peningkatan kapasitas dan edukasi masyarakat terkait perubahan ikli. Sosialisasi pencegahan kasus KDRT, pencegahan kasus pelecehan seksual dan bullying, serta pengolahan sampah, khususnya di lingkungan sekitar," ujarnya.
Dia berharap ke empat Desa ini bisa menjadi desa percontohan dalam mengitegrasikan GEDSI dan Perubahan Iklim ke dalam perencanaan desa. Masyarakat Desa juga diharap bisa menyusun program dan kegiatan untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
"Terutama bagaimana pemerintah dan masyarakat desa dapat menganalisis risiko dan dampak perubahan iklim. Sehingga dapat menyusun dan mengintegrasikan di dalam perencanaan desa," ujarnya.
Ismawati menambahkan, pelaksanaan musyawarah desa ini digelar selama empat hari yakni 23-september dan 29 september 2025 mendatang.
Ke empat desa tersebut masing-masing Desa Baruga, Desa Minasabaji, Desa Simbang, dan Desa Borikamase.
Koodinator Program INKLUSI-Maros, Ismawati menjelaskan, pengawalan program ini bukan tanpa alasan, namun mengingat program tersebut memang dianggap penting untuk dimasukkan dalam RPJM Desa.
"Beberapa diantaranya yang kita dorong adalah Peningkatan kapasitas dan edukasi masyarakat terkait perubahan ikli. Sosialisasi pencegahan kasus KDRT, pencegahan kasus pelecehan seksual dan bullying, serta pengolahan sampah, khususnya di lingkungan sekitar," ujarnya.
Dia berharap ke empat Desa ini bisa menjadi desa percontohan dalam mengitegrasikan GEDSI dan Perubahan Iklim ke dalam perencanaan desa. Masyarakat Desa juga diharap bisa menyusun program dan kegiatan untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
"Terutama bagaimana pemerintah dan masyarakat desa dapat menganalisis risiko dan dampak perubahan iklim. Sehingga dapat menyusun dan mengintegrasikan di dalam perencanaan desa," ujarnya.
Ismawati menambahkan, pelaksanaan musyawarah desa ini digelar selama empat hari yakni 23-september dan 29 september 2025 mendatang.