Dari Luwu Timur, Bawaslu Tanamkan Semangat Pengawasan Demokrasi Sejak Dini
Fitra Budin
Selasa, 04 November 2025 - 15:22 WIB
Bawaslu Kabupaten Luwu Timur menggelar kegiatan Penguatan Kelembagaan di Cafe Mixi Hotel I Lagaligo, Selasa (4/11/2025). Foto: Istimewa
Semangat memperkuat peran pengawasan masyarakat dalam proses demokrasi kembali digaungkan Bawaslu Kabupaten Luwu Timur melalui kegiatan Penguatan Kelembagaan di Cafe Mixi Hotel I Lagaligo, Selasa (4/11/2025).
Dalam forum yang dihadiri para tokoh pengawas pemilu se-Sulawesi Selatan itu, Bawaslu Luwu Timur menegaskan pentingnya membangun ekosistem pengawasan yang berkelanjutan dan berakar pada partisipasi publik.
Ketua Bawaslu Luwu Timur, Pawennari menjelaskan, pihaknya tengah mendorong pendekatan baru dalam pengawasan, yaitu memperkuat sisi edukatif dan kolaboratif agar pengawasan tidak hanya bersifat reaktif saat pemilu berlangsung.
“Kita ingin masyarakat merasa memiliki proses pemilu. Pengawasan bukan tugas Bawaslu semata, tapi tanggung jawab moral bersama demi menjaga kejujuran demokrasi,” tutur Pawennari.
Sementara itu, Zulkifli, Komisioner Bawaslu Luwu Timur, menilai penguatan kelembagaan pengawas menjadi langkah awal membangun integritas dalam setiap jenjang struktur pengawasan.
“Integritas lembaga harus dimulai dari internal. Setelah itu baru kita menularkan nilai-nilai pengawasan partisipatif kepada masyarakat,” kata Zulkifli.
Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber berpengalaman seperti L. Arumahi dan Mardiana Rusli dari Bawaslu Provinsi Sulsel, yang berbagi pengalaman tentang strategi membangun jejaring pengawasan partisipatif yang adaptif di era digital.
Dalam forum yang dihadiri para tokoh pengawas pemilu se-Sulawesi Selatan itu, Bawaslu Luwu Timur menegaskan pentingnya membangun ekosistem pengawasan yang berkelanjutan dan berakar pada partisipasi publik.
Ketua Bawaslu Luwu Timur, Pawennari menjelaskan, pihaknya tengah mendorong pendekatan baru dalam pengawasan, yaitu memperkuat sisi edukatif dan kolaboratif agar pengawasan tidak hanya bersifat reaktif saat pemilu berlangsung.
“Kita ingin masyarakat merasa memiliki proses pemilu. Pengawasan bukan tugas Bawaslu semata, tapi tanggung jawab moral bersama demi menjaga kejujuran demokrasi,” tutur Pawennari.
Sementara itu, Zulkifli, Komisioner Bawaslu Luwu Timur, menilai penguatan kelembagaan pengawas menjadi langkah awal membangun integritas dalam setiap jenjang struktur pengawasan.
“Integritas lembaga harus dimulai dari internal. Setelah itu baru kita menularkan nilai-nilai pengawasan partisipatif kepada masyarakat,” kata Zulkifli.
Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber berpengalaman seperti L. Arumahi dan Mardiana Rusli dari Bawaslu Provinsi Sulsel, yang berbagi pengalaman tentang strategi membangun jejaring pengawasan partisipatif yang adaptif di era digital.
(umi)