Jelang Idul Adha, Gerakan Pangan Murah Digelar Serentak di 24 Kabupaten/Kota se-Sulsel
Gusti Ridani
Senin, 26 Juni 2023 - 15:09 WIB
Menjelang Hari Raya Idul Adha, harga bahan kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan harga. Oleh karenanya, Pemerintah Pusat serentak menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di 38 Provinsi di Indonesia.
PJ Sekertaris Daerah Provinsi Sulsel, Andi Dermawan Bintang mengatakan, GPM ini dilakukan sebagai antisipasi inflasi yang berimbas pada bahan pangan pokok strategis jelang Idul Adha. Dengan pasar murah ini, diharapkan ada kestabilan harga pasar dimana masih dalam jangkauan masyarakat.
Baca Juga:Pemkab Luwu Gelar Pangan Murah Jelang Perayaan Idul Adha
"Pasar murah ini dalam rangka mengontrol harga yang cenderung naik saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Kita pastikan juga, konsumen menikmati harga di bawah harga dasar. Karena dengan adanya HBKN ini pasti kebutuhan atau permintaan pada produk tertentu meningkat," ujarnya, Senin (26/6/23).
Menurutnya, kegiatan ini dapat meringankan masyarakat yang membutuhkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Dengan perbandingan harga mencapai 10 hingga 20 persen.
"Perbedaan harga dengan di pasaran, tergantung dari tingkat penyediaan produk juga. Tapi disini rata-rata 10 sampai 20 persen dibawah harga dasar," jelasnya.
Dermawan mengungkapkan, kenaikan harga memang seringkali terjadi setiap HBKN. Apalagi, setelah dicabutnya status covid oleh Presiden Joko Widodo yang membuat pergerakan masyarakat lebih besar dari tahun sebelumnya.
PJ Sekertaris Daerah Provinsi Sulsel, Andi Dermawan Bintang mengatakan, GPM ini dilakukan sebagai antisipasi inflasi yang berimbas pada bahan pangan pokok strategis jelang Idul Adha. Dengan pasar murah ini, diharapkan ada kestabilan harga pasar dimana masih dalam jangkauan masyarakat.
Baca Juga:Pemkab Luwu Gelar Pangan Murah Jelang Perayaan Idul Adha
"Pasar murah ini dalam rangka mengontrol harga yang cenderung naik saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Kita pastikan juga, konsumen menikmati harga di bawah harga dasar. Karena dengan adanya HBKN ini pasti kebutuhan atau permintaan pada produk tertentu meningkat," ujarnya, Senin (26/6/23).
Menurutnya, kegiatan ini dapat meringankan masyarakat yang membutuhkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Dengan perbandingan harga mencapai 10 hingga 20 persen.
"Perbedaan harga dengan di pasaran, tergantung dari tingkat penyediaan produk juga. Tapi disini rata-rata 10 sampai 20 persen dibawah harga dasar," jelasnya.
Dermawan mengungkapkan, kenaikan harga memang seringkali terjadi setiap HBKN. Apalagi, setelah dicabutnya status covid oleh Presiden Joko Widodo yang membuat pergerakan masyarakat lebih besar dari tahun sebelumnya.