Lewat Workshop Tari Bosara, Srikandi Ganjar Edukasi Perempuan Milenial Lestarikan Budaya
Tri Yari Kurniawan
Kamis, 06 Juli 2023 - 09:22 WIB
Sukarelawan Ganjar Pranowo yang tergabung dalam Srikandi Ganjar kembali melakukan kegiatan bermanfaat kepada masyarakat luas, khususnya para milenial.
Kali ini, Srikandi Ganjar menggelar kegiatan workshop Tari Bosara atau Tari Penjemputan Tamu bersama para perempuan milenial di Desa Pasempe, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Koordinator Wilayah Srikandi Sulsel Nurul Awainah mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memperkenalkan tarian ini kepada para milenial, sekaligus mengajak mereka untuk bisa terus melestarikan budaya lokal tersebut.
Baca Juga:Tingkatkan Produktivitas, Ganjar Milenial Bantu Alat Pertanian untuk Petani Kopi di Gowa
Dia menilai zaman yang canggih ini bisa menimbulkan perubahan pola hidup milenial yang lebih modern, sehingga mereka lebih memilih kebudayaan baru dibanding dengan budaya lokal.
"Akibatnya, milenial cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal," tutur Nurul Awainah dalam siaran persnya, Kamis (06/07/2023).
Dia menambahkan salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan hingga saat ini, karena kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri.
Kali ini, Srikandi Ganjar menggelar kegiatan workshop Tari Bosara atau Tari Penjemputan Tamu bersama para perempuan milenial di Desa Pasempe, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Koordinator Wilayah Srikandi Sulsel Nurul Awainah mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memperkenalkan tarian ini kepada para milenial, sekaligus mengajak mereka untuk bisa terus melestarikan budaya lokal tersebut.
Baca Juga:Tingkatkan Produktivitas, Ganjar Milenial Bantu Alat Pertanian untuk Petani Kopi di Gowa
Dia menilai zaman yang canggih ini bisa menimbulkan perubahan pola hidup milenial yang lebih modern, sehingga mereka lebih memilih kebudayaan baru dibanding dengan budaya lokal.
"Akibatnya, milenial cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal," tutur Nurul Awainah dalam siaran persnya, Kamis (06/07/2023).
Dia menambahkan salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan hingga saat ini, karena kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri.