PKBR di PIK-R Menjadi Upaya Pencegahan Stunting dari Hulu
Tim SINDOmakassar
Kamis, 23 November 2023 - 19:00 WIB
Prevalensi stunting di Indonesia ditargetkan turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Target ini menjadi tantangan karena tahun ini, prevalensi stunting cukup tinggi, berada di angka 21,6 persen.
Berbagai macam cara telah dilakukan oleh semua instansi, baik pemerintah maupun swasta, mulai dari pusat sampai ke tingkat desa/kelurahan. Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap remaja yang merupakan calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Berbagai hasil kajian dan penelitian menunjukkah bahwa kondisi ibu saat hamil dan melahirkan merupakan salah satu determinan pada kejadian stunting. BKKBN melalui program pembangunan keluarga langsung menyasar kepada sasaran yaitu keluarga yang memiliki remaja. Intervensi terhadap remaja dilakukan BKKBN melalui kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
BKR dan PIK-R sudah terbentuk dan tersebar di seluruh desa/kelurahan di Indonesia. Termasuk di Sulawesi Selatan. Ini merupakan wadah sosialisasi, komunikasi dan edukasi kepada sasaran terkait Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR), Triad KRR, pengasuhan pada remaja, komunikasi efektif pada remaja, softskill hingga pencegahan stunting dari Hulu.
Intervensi pencegahan stunting dari hulu dimulai dari usia remaja dengan memperhatikan status gizi dan kesehatan remaja.
Untuk menjaga keaktifan kegiatan di BKR dan PIK-R yang telah terbentuk, Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan rutin melakukan monitoring dan evaluasi. Baru-baru ini, kegiatan yang dilaksanakan berupa Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Edukasi PKBR di PIK-R dan BKR di Kabupaten Enrekang, Sidrap, Bulukumba, dan Sinjai, mulai 16 sampai 18 November 2023.
Kegiatan ini disambut hangat Kepala OPD KB Kabupaten Sinjai Janwar. Ia menyampaikan kegiatan PIK-R di Sinjai melibatkan lintas sektor dan Ayah Bunda Genre sehingga ada rasa memiliki.
Berbagai macam cara telah dilakukan oleh semua instansi, baik pemerintah maupun swasta, mulai dari pusat sampai ke tingkat desa/kelurahan. Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah memastikan setiap remaja yang merupakan calon pengantin/calon Pasangan Usia Subur (PUS) berada dalam kondisi ideal untuk menikah dan hamil.
Berbagai hasil kajian dan penelitian menunjukkah bahwa kondisi ibu saat hamil dan melahirkan merupakan salah satu determinan pada kejadian stunting. BKKBN melalui program pembangunan keluarga langsung menyasar kepada sasaran yaitu keluarga yang memiliki remaja. Intervensi terhadap remaja dilakukan BKKBN melalui kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIK-R).
BKR dan PIK-R sudah terbentuk dan tersebar di seluruh desa/kelurahan di Indonesia. Termasuk di Sulawesi Selatan. Ini merupakan wadah sosialisasi, komunikasi dan edukasi kepada sasaran terkait Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR), Triad KRR, pengasuhan pada remaja, komunikasi efektif pada remaja, softskill hingga pencegahan stunting dari Hulu.
Intervensi pencegahan stunting dari hulu dimulai dari usia remaja dengan memperhatikan status gizi dan kesehatan remaja.
Untuk menjaga keaktifan kegiatan di BKR dan PIK-R yang telah terbentuk, Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan rutin melakukan monitoring dan evaluasi. Baru-baru ini, kegiatan yang dilaksanakan berupa Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Edukasi PKBR di PIK-R dan BKR di Kabupaten Enrekang, Sidrap, Bulukumba, dan Sinjai, mulai 16 sampai 18 November 2023.
Kegiatan ini disambut hangat Kepala OPD KB Kabupaten Sinjai Janwar. Ia menyampaikan kegiatan PIK-R di Sinjai melibatkan lintas sektor dan Ayah Bunda Genre sehingga ada rasa memiliki.