Wujudkan Ekosistem Ekonomi Biru, eFishery Launching Piloting Budidaya Tradisional Plus di Maros
Tri Yari Kurniawan
Selasa, 23 April 2024 - 13:54 WIB
Perusahaan teknologi akuakultur asal Indonesia, eFishery, melaksanakan launching piloting budidaya tradisional plus berupa penebaran benih udang vaname di Tambak Percobaan Maros, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Selasa (23/4/2024). Aksi ini merupakan upaya menciptakan ekosistem ekonomi biru.
Terdapat multi-stakeholder yang dilibatkan dalam proyek budidaya tradisional plus. Di antaranya yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan 3 Maros (BRPBAP), serta United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) melalui program Global Quality and Standards Programme (GQSP).
Peresmian ini dilakukan dengan penebaran 200.000 benih udang vaname di 5 kolam seluas 2 hektare. Juga dilaksanakan penanaman mangrove oleh Muhammad Chairil selaku VP Public Affair eFishery, Boedi Julianto mewakili GQSP UNIDO Indonesia, A. Indra Jaya Asaad selaku Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, dan Muh Ilyas selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel.
VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil, menyampaikan proyek budidaya tradisional plus merupakan komitmen dan misi dari eFishery, yaitu menjadi solusi dari masalah fundamental dengan menggunakan teknologi yang terjangkau. Terlebih, dilihatnya potensi besar Sulsel di bidang budidaya udang untuk dikembangkan.
"Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini, serta berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Sulawesi Selatan," ujar dia.
Chairil menyebut kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan. Lewat kolaborasi dan sinergi yang kuat, pihaknya berharap mampu mewujudkan ekosistem ekonomi biru yang juga merupakan cita-cita bersama.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Muhammad Ilyas, mengapresiasi dan menyambut baik proyek budidaya tradisional plus. "Proyek ini merupakan langkah baik dari eFishery untuk menghidupkan budidaya perikanan serta mendorong perekonomian di daerah Sulawesi Selatan demi terciptanya ekosistem ekonomi biru yang selama ini menjadi fokus pemerintah."
Terdapat multi-stakeholder yang dilibatkan dalam proyek budidaya tradisional plus. Di antaranya yakni Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan 3 Maros (BRPBAP), serta United Nation Industrial Development Organization (UNIDO) melalui program Global Quality and Standards Programme (GQSP).
Peresmian ini dilakukan dengan penebaran 200.000 benih udang vaname di 5 kolam seluas 2 hektare. Juga dilaksanakan penanaman mangrove oleh Muhammad Chairil selaku VP Public Affair eFishery, Boedi Julianto mewakili GQSP UNIDO Indonesia, A. Indra Jaya Asaad selaku Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, dan Muh Ilyas selaku Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel.
VP Public Affairs eFishery, Muhammad Chairil, menyampaikan proyek budidaya tradisional plus merupakan komitmen dan misi dari eFishery, yaitu menjadi solusi dari masalah fundamental dengan menggunakan teknologi yang terjangkau. Terlebih, dilihatnya potensi besar Sulsel di bidang budidaya udang untuk dikembangkan.
"Kami sangat antusias untuk terus mendukung keberlanjutan proyek ini, serta berkontribusi dalam pengembangan sektor perikanan budidaya di Sulawesi Selatan," ujar dia.
Chairil menyebut kolaborasi antara sektor publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai potensi penuh industri perikanan. Lewat kolaborasi dan sinergi yang kuat, pihaknya berharap mampu mewujudkan ekosistem ekonomi biru yang juga merupakan cita-cita bersama.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Muhammad Ilyas, mengapresiasi dan menyambut baik proyek budidaya tradisional plus. "Proyek ini merupakan langkah baik dari eFishery untuk menghidupkan budidaya perikanan serta mendorong perekonomian di daerah Sulawesi Selatan demi terciptanya ekosistem ekonomi biru yang selama ini menjadi fokus pemerintah."