Kisah Pi'di ART Pengganti Salah Satu Korban Pembantaian Sadis di Karunrung

Kamis, 15 Mei 2025 08:47
Kisah Pi'di ART Pengganti Salah Satu Korban Pembantaian Sadis di Karunrung
Ilustrasi
Comment
Share
MAKASSAR - Insiden berdarah pembantaian sekeluarga yang terjadi tahun Maret 1995 di Jalan Karunrung Kota Makassar masih menyisakan pilu. Termasuk Pi'di bocah Asisten Rumah Tangga (ART) turut menjadi korban.

Pi'di (12) merupakan ART yang menggantikan kakaknya bekerja di rumah Achmadi korban sekeluarga tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri. Tujuh orang korban termasuk Pi'di ditemukan di berbagai tempat di TKP temasuk dalam sumur di dalam rumah.

Kisah Pi'di ART Pengganti Salah Satu Korban Pembantaian Sadis di Karunrung


Nanneng kakak Pi'di yang menjadi korban pembantaian di rumah majikannya tersebut bercerita bahwa dirinya meminta adiknya mengantikan dirinya karena saat itu dia tidak dalam kondisi yang sehat.

"Waktu itu kurang enak badan dan harus istirahat dan menyuruh Pi'di untuk melanjutkan cuciannya di rumah Achmadi," kata dia.

Diketahui, Pi'di ini anak yang belum mau melanjutkan pendidikannya karena waktunya hanya dipergunakan untuk mencari nafkah buat ibunya. Sejak kecil Pi'di sudah hidup bersama saudara dan ibunya karena bapaknya meninggal dunia, keseharian vidi jualan kue keliling, menjaga anak tetangga untuk mencari tambahan nafkah tahun 1995.

Nanneng mengatakan adiknya tersebut sempat mengatakan ke ibunya untuk meminta doa agar nanti ketika sukses, mau membenahi rumah ibunya agar layak.

"Makanya waktu anak seusianya menempuh pendidikan dia korbankan demi keluarga kecil yang bisa dibilang kekurangan ektra finansial untuk bisa keluar dari kemiskinan," kenangnya.

Untuk itu Nanneng mengatakan saat bekerja adiknya tersebut selalu menabung untuk ibu dankeluarga. "Tapi sayang takdir dan ajalnya berkata lain, anak yang tidak tau apa-apa dan tidak bersalah hanya tiba-tiba menggantikan saya mencuci dan berada di tempat itu, harus ikut pembantaian di rumah achamdi dan dibunuh secara tragis," katanya.

Pada pembantaian tersebut, sekeluarga menjadi korban yakni, Achmadi (34) kepala keluarga, istrinya Cecilia alias Syamsiah (30), keempat anak mereka Mashita (10), Andrianto (9), Indrawan (4), dan Lizanti (3), serta seorang asisten rumah tangga (ART) bernama Piddi (12).

Bahkan insiden mengerikan ini polisi telah menetapkan lima orang pelaku sebagai tersangka dan tengah menjalani hukuman penjara.
(GUS)
Berita Terbaru