Omzet Berlipat Berkat Mitra Bukalapak, Kini Jangkau 16,8 Juta Warung di 200 Kota
Tri Yari Kurniawan
Selasa, 16 Mei 2023 - 13:48 WIB
Mitra Bukalapak terus bertumbuh dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar online-to-offline (o2o) melalui peningkatan berbagai kapabilitas untuk mendukung pertumbuhan usaha kecil di Indonesia. Hasil survei Nielsen pada 2022 menunjukkan Mitra Bukalapak memiliki level penetrasi tertinggi mencapai 57% untuk segmen warung yang menggunakan platform o2o, atau lebih besar dari gabungan penetrasi dua kompetitor penyedia platform o2o terbesar berikutnya.
Dengan memberdayakan lebih dari 16,8 juta pemilik warung dan UMKM di 200 kota se-Indonesia, Mitra Bukalapak mengemban misi untuk menghadirkan akses digital dan finansial yang merata di seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah luar pulau Jawa seperti Makassar.
Meski dikenal sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, inklusi keuangan dan digital di Makassar masih menjadi isu yang perlu diatasi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Salampua menyebutkan, tingkat literasi keuangan Sulawesi Selatan baru di angka 32,46%, atau di bawah rata-rata literasi keuangan nasional. Sistem pembayaran tunai juga masih mendominasi wilayah ini.
Baca Juga:Tekan Angka Pengangguran, Disnakertrans Gandeng TP PKK Gelar Pelatihan UMKM
Dalam mengatasi tantangan tersebut, Mitra Bukalapak mengembangkan berbagai produk digital dan virtual untuk pemilik warung dapat mentransformasi warung tradisionalnya ke lebih dari 42 jenis produk virtual. Layanan ini tidak hanya membantu warung memperoleh kemampuan yang dimiliki oleh toko modern, tetapi juga memberdayakan mereka untuk bertindak sebagai agen inklusi keuangan di komunitas mereka.
Mengawali bisnis warung dengan hanya menjual produk sembako, Sainal, Mitra Bukalapak asal Kota Makassar, berhasil mengalami peningkatan omzet hingga dua kali lipat setelah menggunakan aplikasi Mitra Bukalapak.
“Sejak bergabung menjadi Mitra Bukalapak, warung saya bisa memenuhi segala kebutuhan masyarakat sekitar karena barang yang dijual lengkap. Sebelumnya, masyarakat di sini harus ke minimarket yang lokasinya relatif jauh jika mau berbelanja. Jam buka warung saya juga lebih awal dan jam tutupnya lebih lama daripada toko-toko lainnya. Hampir tiap hari ada yang beli token listrik ataupun produk virtual lainnya, dan tiap bulan pasti ada yang melakukan pembayaran untuk BPJS,” ungkap Sainal.
Dengan memberdayakan lebih dari 16,8 juta pemilik warung dan UMKM di 200 kota se-Indonesia, Mitra Bukalapak mengemban misi untuk menghadirkan akses digital dan finansial yang merata di seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah luar pulau Jawa seperti Makassar.
Meski dikenal sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, inklusi keuangan dan digital di Makassar masih menjadi isu yang perlu diatasi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Salampua menyebutkan, tingkat literasi keuangan Sulawesi Selatan baru di angka 32,46%, atau di bawah rata-rata literasi keuangan nasional. Sistem pembayaran tunai juga masih mendominasi wilayah ini.
Baca Juga:Tekan Angka Pengangguran, Disnakertrans Gandeng TP PKK Gelar Pelatihan UMKM
Dalam mengatasi tantangan tersebut, Mitra Bukalapak mengembangkan berbagai produk digital dan virtual untuk pemilik warung dapat mentransformasi warung tradisionalnya ke lebih dari 42 jenis produk virtual. Layanan ini tidak hanya membantu warung memperoleh kemampuan yang dimiliki oleh toko modern, tetapi juga memberdayakan mereka untuk bertindak sebagai agen inklusi keuangan di komunitas mereka.
Mengawali bisnis warung dengan hanya menjual produk sembako, Sainal, Mitra Bukalapak asal Kota Makassar, berhasil mengalami peningkatan omzet hingga dua kali lipat setelah menggunakan aplikasi Mitra Bukalapak.
“Sejak bergabung menjadi Mitra Bukalapak, warung saya bisa memenuhi segala kebutuhan masyarakat sekitar karena barang yang dijual lengkap. Sebelumnya, masyarakat di sini harus ke minimarket yang lokasinya relatif jauh jika mau berbelanja. Jam buka warung saya juga lebih awal dan jam tutupnya lebih lama daripada toko-toko lainnya. Hampir tiap hari ada yang beli token listrik ataupun produk virtual lainnya, dan tiap bulan pasti ada yang melakukan pembayaran untuk BPJS,” ungkap Sainal.