Pasar di Makassar Didorong Terapkan Sistem Daur Ulang
Tim SINDOmakassar
Kamis, 16 Oktober 2025 - 22:00 WIB
Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar, Melinda Aksa saat melakukan kunjungan ke kantor Perumda Pasar Makassar Raya, Kamis (16/10/2025). Foto: Istimewa
Pasar tradisional di Makassar diharapkan bisa menerapkan sistem daur ulang sampah secara mandiri, agar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak over kapasitas.
Hal ini ditekankan Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar, Melinda Aksa saat melakukan kunjungan ke kantor Perumda Pasar Makassar Raya, Kamis (16/10/2025), untuk membahas langkah konkret dalam pengelolaan sampah pasar secara mandiri.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Kabid Persampahan DLH Makassar, Bau Asseng, Dewan Lingkungan, Marini Ambo Wellang, serta jajaran direksi Perumda Pasar Makassar Raya.
Dalam pertemuan tersebut, Melinda menegaskan pentingnya pasar tradisional menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, mengingat pasar merupakan salah satu penyumbang terbesar timbunan sampah di Kota Makassar.
“Kebersihan menjadi perhatian khusus dari Bapak Wali Kota. Kita tahu bersama bahwa pengelolaan sampah di pasar-pasar masih jauh dari ideal. Karena itu, sudah waktunya pasar berpikir untuk mengelola sampahnya secara mandiri,” ujar Melinda.
Ia juga mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen sampah di Makassar merupakan sampah organik, dan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang hampir penuh menuntut setiap kecamatan dan unit pasar mencari solusi pengelolaan di sumbernya.
“Kita harus mulai mengubah kebiasaan. Jangan lagi berpikir bahwa sampah itu bukan urusan pasar, karena justru pasar menjadi penyumbang terbesar. Minimal, kita bisa mengurangi 51 persen sampah yang masuk ke TPA. Dua tahun lagi, harapannya sudah tidak ada lagi sampah yang dikirim ke sana,” tambahnya.
Hal ini ditekankan Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar, Melinda Aksa saat melakukan kunjungan ke kantor Perumda Pasar Makassar Raya, Kamis (16/10/2025), untuk membahas langkah konkret dalam pengelolaan sampah pasar secara mandiri.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh Kabid Persampahan DLH Makassar, Bau Asseng, Dewan Lingkungan, Marini Ambo Wellang, serta jajaran direksi Perumda Pasar Makassar Raya.
Dalam pertemuan tersebut, Melinda menegaskan pentingnya pasar tradisional menjadi pelopor dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, mengingat pasar merupakan salah satu penyumbang terbesar timbunan sampah di Kota Makassar.
“Kebersihan menjadi perhatian khusus dari Bapak Wali Kota. Kita tahu bersama bahwa pengelolaan sampah di pasar-pasar masih jauh dari ideal. Karena itu, sudah waktunya pasar berpikir untuk mengelola sampahnya secara mandiri,” ujar Melinda.
Ia juga mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen sampah di Makassar merupakan sampah organik, dan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang hampir penuh menuntut setiap kecamatan dan unit pasar mencari solusi pengelolaan di sumbernya.
“Kita harus mulai mengubah kebiasaan. Jangan lagi berpikir bahwa sampah itu bukan urusan pasar, karena justru pasar menjadi penyumbang terbesar. Minimal, kita bisa mengurangi 51 persen sampah yang masuk ke TPA. Dua tahun lagi, harapannya sudah tidak ada lagi sampah yang dikirim ke sana,” tambahnya.